Mengesankan, Jebakan Tikus Jadi Solusi Hasil Panen yang Maksimal

Arnaldi Nasrum

Editor

Mengesankan, Jebakan Tikus Jadi Solusi Hasil Panen yang Maksimal
Mengesankan, Jebakan Tikus Jadi Solusi Hasil Panen yang Maksimal

Intisari-Online.com - Sebuah tantangan dalam bisnis memang sebaiknya harus dihadapi sendiri. Selain untuk membuat kita kreatif, kita juga akan mempelajari proses bisnis yang tengah dijalankan. Hal inilah yang dilakukan oleh Iwan Maryanto di Bantul. Iwan memiliki masalah dengan hama tikus sawah yang merajalela di kawasan sawah garapannya di Dusun Watu, Argomulyo.

Karena itu, ia berinisiatif membuat jebakan tikus sendiri dengan memberdayakan petani lain untuk membuat alat ini. Hasilnya, hama bisa dikurangi dan jebakan tikus ini menjadi solusi hasil panen yang maksimal. Seperti diketahui, hama tikus ini biasanya muncul mulai dari persemaian hingga sampai di gudang ketika hasil panen sudah rapi tersimpan. Lebih lagi, populasi tikus sawah berkembang cukup cepat. Tentunya kerugian yang ditimbulkan pun cukup besar, apalagi jika tidak ditanggulangi.

Pria berusia 41 tahun ini memproduksi jebakan tikus dari kawat besi berukuran 30 cm x 45 cm dengan tinggi 20 cm bernama Bubu. Alat ini mampu mengurung lebih dari 30 ekor tikus dalam semalam. Dia memberdayakan 10 petani lainnya untuk membuat alat perangkap ini.

Iwan yang juga merupakan Ketua Kelompok Tani Subur Makmur ini menjelaskan, setiap 100 meter sawah terdapat satu jebakan. Namun, saat ini ia masih memiliki 20 alat untuk lima blok sawah saja. Padahal seluruh areal sawah di area Gapoktan Agromulyo ada 29 hektare (ha). “Paling tidak dalam satu ha membutuhkan sedikitnya 10 jebakan tikus,” katanya.

Kinerja alat jebakan dibilang Iwan cukup sederhana. Setiap jebakan diberi umpan seperti ikan untuk memancing tikus datang dan masuk. Ketika sudah masuk tikus tidak bisa keluar. Petani juga tidak perlu menunggu, hanya mengambil hasil jebakan saat pagi hari. Dia bilang, selama 10 hari lebih dari 300 tikus sawah tertangkap.

Setelah tikus-tikus tertangkap, Iwan menjual semua tikus mati tersebut ke peternak burung hantu untuk dijadikan pakan burung hantu. Satu jebakan yang berisi 30 tikus biasanya dihargai 45 ribu rupiah.

Sejak adanya alat ini, Iwan mengaku meski panen tetap tiga kali dalam setahun, namun hasil panen para petani bisa lebih maksimal. Saat ini Iwan memang belum memproduksi alat ini secara massal. Namun, dari semua cara untuk menghambat hama, menurut dia cara ini yang paling efektif dibanding metode lain. (Rani Nossar/Kontan)