Intisari-Online.com - Setelah lahir, Nabi Muhammad hanya sebentar saja disusui oleh ibu kandungnya, Aminah.
Selebihnya, Nabi Muhammad disusui oleh Halimah.
Dari situ, Nabi Muhammad memiliki sauadra sepersusuan yang merupakan anak-anak Halimah.
Dalam kisah Nabi Muhammad, ada cerita menarik dari salah satu saudara sepersusuannya, yakni Syaima.
Melansir dari laman NU Online, Syaima adalah putri sulung Halimah.
Ia juga yang sering bermain dengan Muhammad semasa kanak-kanak.
Layaknya anak-anak, keduanya pernah bertengkar dan menyerang secara fisik.
Dimana Muhammad pernah mengigit punggung Syaima lantaran kakinya diinjak oleh snag saudari sepersusuan.
Muhammad kecil tinggal di kampung Bani Sa'ad bersama Halimah dan keluarganya hingga usia lima tahun.
Setelahnya, Nabi Muhammad tinggal bersama keluarganya.
Berpuluh-puluh tahun terpisah, Nabi Muhammad akhirnya bertemu kembali dengan keluraga Halimah.
Sayangnya, pertemuan itu terjadi di saat yang kurang baik.
Yakni, saat berlangsung perang Hunain.
Dimana saat itu Rasulullah memmerintah pasukan Muslim untuk menangkap Bujad dari Bani Sa'ad.
Penangkapan itu dilakukan lantaran tindakan Bujad yang telah menakuti umat Islam.
Singkat cerita, Bujad d an seluruh anggota keluarganya berhasil ditangkap.
Ada seorang wanita dari kabilah Bujad yang ikut ditawan, yakni Syaima.
Karena diperlakukan dengan kasar, Syaima pun mengaduh dan protes.
Syaima lantas mengungkap identitasnya sebagai saudari sepersusuan Nabi Muhammad.
Namun, prajurit Islam tak lantas percaya begitu saja pada Syaima.
Ia lantas diarak menghadap Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad rupanya juga tak lantas mengenali saudari sepersusuannya itu.
Sebab, mereka sudah terpisah selama puluhan tahun.
Akhirnya, Syaima mengungkap kenangan masa kecilnya dengan Nabi Muhammad.
"Ingatkah kau, Nabi Allah, ketika aku memukul pangkal pahamu, kita bermain di dekat tenda, tenda keluarga kita Bani Sa’ad.
Ketika kau naik ke punggungku dan menggigitku dengan gigitan kasih sayang?" kata Syaima saat itu.
Begitu mendengar cerita tersebut, Nabi Muhammad langsung mengingatnya.
Rasulullah pun lantas melepaskan dan memperlakukan Syaima dengan hormat.
Nabi Muhammad bahkan menawarkan Syaima untuk tinggal bersamanya.
Namun, Syaima memilih untuk pulang ke kampung halamannya di Bani Sa'ad.
Nabi Muhammad lantas memberikan hadiah kepada Syaima berupa empat budak.
Baca Juga: Rahasia di Balik Perjanjian Hudaibiyah: Strategi Cerdas Nabi Muhammad
(*)