Intisari-Online.com - Penguatan rupiah yang kemarin (27/8) terjadi bersamaan dengan pelemahan dollar AS di pasar Asia memunculkan harapan baru. Harga komoditas yang naik tajam berhasil mengembalikan rupiah ke posisi di bawah Rp14 ribu per dollar AS hingga sore kemarin bersamaan dengan penguatan IHSG serta SUN.
Sentimen positif sepertinya mulai kembali setelah disingkirkan oleh anjloknya saham AS dan juga Tiongkok.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia sentimen positif rupiah bisa berlanjut akan tetapi penguatan yang signifikan diperkirakan akan tertahan hingga titik di mana optimisme terhadap perekonomian AS mengangkat kembali harapan kenaikan suku bunga AS. Perhatian akan terbagi ke angka inflasi Agustus pada awal minggu depan.
Nilai tukar rupiah kembali diuji kekuatannya pada akhir pekan ini, Jumat (28/8/2015). Kenaikan indeks dollar AS akan beradu kuat dengan peluang kembali masuknya dana investor asing melalui pasar keuangan.
Pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini, rupiah bergerak turun hingga kembali menembus level 14.000.
Membaiknya data ekonomi AS yang diumumkan semalam berhasil kembali mendorong penguatan indeks dollar AS. Tidak hanya itu, harga minyak juga berhasil naik tajam bersama harga komoditas lainnya. Kekhawatiran bahwa perekonomian AS akan melambat akibat kebijakan ekonomi Tiongkok perlahan semakin terkoreksi. Saat ini perhatian investor akan mulai beralih ke FOMC meeting di tengah September. (Robertus Benny Dwi Koestanto/Kompas.com)