Intisari-Online.com -Roxane Coss adalah seorang penyanyi opera terkenal asal Amerika Serikat.
Ia memiliki suara yang indah dan menawan yang mampu menyentuh hati para pendengarnya. Banyak orang yang mengagumi dan mencintai Roxane Coss karena bakatnya yang luar biasa.
Namun, di balik kejayaan dan kemasyhurannya, Roxane Coss pernah mengalami pengalaman yang mengerikan dan menegangkan.
Pada tahun 1996, ia diundang untuk tampil dalam sebuah acara privat di sebuah negara Amerika Latin, yaitu Peru1.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Katsumi Hosokawa, seorang pengusaha kaya asal Jepang yang sedang merayakan ulang tahunnya.
Hosokawa adalah penggemar berat Roxane Coss dan ingin mendengarkan suaranya secara langsung.
Selain Hosokawa, acara tersebut juga dihadiri oleh banyak tamu penting dari berbagai negara, termasuk presiden Peru saat itu. Semua orang menantikan penampilan Roxane Coss dengan antusias.
Namun, ketika Roxane Coss baru saja selesai menyanyikan lagu pertamanya, tiba-tiba terdengar suara tembakan dan ledakan. Sebuah kelompok pemberontak bersenjata masuk ke dalam gedung dan mengambil alih acara tersebut.
Kelompok pemberontak tersebut bernama Tupac Amaru Revolutionary Movement (MRTA). Mereka menuntut pembebasan para tahanan politik mereka yang dipenjara oleh pemerintah Peru.
Baca Juga: Film Bel Canto: Kisah di Balik Penyerangan dan Penyanderaan di Rumah Duta Besar Jepang di Peru
Mereka mengancam akan membunuh semua sandera jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Mereka juga memotong semua komunikasi dengan dunia luar dan hanya mau berunding dengan Palang Merah Internasional.
Dalam situasi yang mencekam dan berbahaya itu, Roxane Coss menjadi salah satu sandera yang ditawan oleh kelompok pemberontak. Ia harus tinggal di gedung tersebut selama 126 hari tanpa tahu kapan akan dibebaskan atau dibunuh.
Selama masa sandera itu, Roxane Coss mengalami banyak hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia harus berbagi ruangan dengan orang-orang asing dari berbagai latar belakang dan budaya.
Ia juga harus berhadapan dengan para pemberontak yang kadang-kadang bersikap kasar dan brutal terhadap para sandera. Namun, ada juga beberapa pemberontak yang bersimpati dan bahkan jatuh cinta pada Roxane Coss.
Salah satunya adalah Cesar, seorang pemuda pemberontak yang bercita-cita menjadi penyanyi seperti Roxane Coss. Ia sering meminta Roxane Coss untuk mengajarinya bernyanyi dan berbagi cerita tentang dunia musik.
Di sisi lain, Roxane Coss juga menemukan cinta dalam masa sandera itu. Ia jatuh cinta pada Katsumi Hosokawa, pengundangnya yang sangat menghormati dan menyayangi dirinya.
Keduanya saling mendukung dan memberikan harapan satu sama lain di tengah situasi yang suram. Mereka juga saling membagikan minat mereka akan musik klasik dan opera.
Namun, cinta mereka tidak bisa bertahan lama karena akhirnya operasi penyelamatan dilakukan oleh pasukan elit Peru untuk membebaskan para sandera. Operasi tersebut berlangsung dengan keras dan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.
Roxane Coss berhasil selamat dari operasi tersebut tetapi harus kehilangan orang-orang yang dicintainya. Ia merasa hidupnya hancur karena tragedi itu.
Baca Juga: Kasus di Balik Film The Crucifixion, Kematian Biarawati dalam Pengusiran Setan