Intisari-Online.com - Bagi seorang ibu hamil, selain menantikan kelahiran sang buah hati, tentu juga akan memikirkan kondisi finansial seiring bertambahnya kebutuhan di masa yang akan datang. Dimulai dari membeli pakaian bayi hingga menata ruangan anak semenarik mungkin. Harapannya, agar orangtua memiliki persiapan yang lebih matang untuk menyambut sang anak. Namun, untuk urusan finansial, orangtua sebaiknya tidak gegabah terutama terburu-buru membeli kebutuhan bayi. Ini dapat menjadi kesalahan finansial dan harus dihindari.
La Shawn Paul, seorang pekerja sosial klinis di New York, mengingatkan, orangtua harus memikirkan apakah barang-barang yang telah dibeli jauh hari sebelum bayi lahir memang akan dibutuhkan oleh sang buah hati atau tidak. Ia menekankan agar sebaiknya memikirkan kembali hal tersebut sebelum melakukan pengeluaran secara percuma.
“Kita hidup dalam masyarakat yang didorong untuk terus bersikap konsumtif sementara para pelaku pasar terus memainkan perannya untuk membuat orang-orang berbelanja dengan emosisonal,” ungkapnya.
Dia juga mencatat, karena hal itu, maka seseorang bisa saja terjebak dengan membeli perlengkapan bayi yang terlalu banyak dan dengan cepat akan membuat kondisi finansial menjadi tidak sehat.
Paul menegaskan untuk melihat kembali perencanaan keuangan. Jangan sampai kita membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan anak hingga berumur enam bulan. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan untuk memprioritaskan barang-barang yang memang menjadi kebutuhan di waktu sekarang ketimbang perlengkapan bayi yang mungkin akan terpakai satu tahun kemudian.
“Selama beberapa bulan pertama, bayi tidak akan membutuhkan berbagai sarana hiburan, seperti ayunan dan banyak item lain yang menarik seperti MP3 player maupun teknologi baru lainnya,” kata Paul. “Bayi yang baru lahir membutuhkan adalah cinta dan perawatan. Untuk itu, semua yang mereka butuhkan adalah Anda,” tambahnya.
(US News)