Selama periode paling aktifnya, Matahari akan membuang energi lebih banyak ke arah bumi.
Saat medan magnet lokal Matahari semakin kusut dan saling bertabrakan, mereka bisa meledak.
Energi dan partikel dari Matahari itu kemudian dikeluarkan ke luar angkasa.
Akibatnya, energi tersebut akan memengaruhi komunikasi dengan mengubah ionosfer, lapisan partikel bermuatan di atmosfer bagian atas.
Kondisi tersebut juga disebut bisa menyebabkan masalah untuk perjalanan udara.
"Cuaca luar angkasa dapat menghentikan penerbangan. Administrasi Penerbangan Federal tidak akan mengizinkan penerbangan jika mereka tidak memiliki komunikasi radio dan satelit," kata profesor fisika ruang angkasa di University of Reading, Mathew Owens.
Mengenai pengaruh fase sangat aktif Matahari terhadap penerbangan, sebuah studi yang mengamati catatan penerbangan selama 22 tahun menemukan, pesawat 21 persen lebih mungkin tertunda setidaknya 30 menit pada masa itu.
Hal itu karena sinar matahari dapat mengubah medan magnet di ionosfer yang dapat memengaruhi sinyal GPS, sehingga sinyal harus menembus lapisan tersebut untuk mencapai Bumi.
Selain itu, Sinyal radio yang dikirim dari Bumi juga perlu dipantulkan dari ionosfer untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya.
Saat ini sinyal radio memang jauh kurang penting untuk komunikasi dasar, tetapi beberapa industri masih menggunakan sinyal radio untuk mendukung sistem komunikasi alternatif jika terjadi kegagalan.
Sementara itu, ketika badai geomagnetik mengacaukan muatan magnet ionosfer, badai ini juga akan menciptakan arus di ionosfer.
Baca Juga: Peran AKBP Dody Prawiranegara dalam Bisnis Narkoba Jenis Sabu Teddy Minahasa
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR