Soekarno pada akhirnya setuju dengan Ki Bagus Hadikusumo dan Munanan, sekaligus menegaskan, bahwa kebangsaan itu erat hubungannya dengan persatuan antara “orang dan tempat”.
Persatuan antara orang dan tempat itulah yang melahirkan apa yang lazim disebut “Tanah Air kita” atau “tumpah darah kita”.
Menurut Soekarno, bangsa atau kebangsaan itu tidak berdasarkan satu daerah tertentu, contohnya Pulau Jawa, tetapi mencakup semua pulau, semua etnis, dalam teritorial Indonesia.
Itu menjadi landasan pentingnya persatuan Indonesia, mencintai dan turut menjaga keutuhan NKRI.
Paham Kebangsaan Menurut Soekarno
Dari sejarah lahirnya paham kebangsaan Indonesia dapat diketahui bahwa Soekarno adalah salah satu tokoh yang mencetuskan tentang konsep atau paham ini.
Konsepsi paham kebangsaan menurut Soekarno itu lebih mengacu pada Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.
Soekarno sendiri telah merancang konsep tersebut sejak sebelum Indonesia merdeka.
Paham kebangsaan menurut Soekarno tak lepas dari bagaimana tumbuhnya pandangan kebangsaan Soekarno sejak menempuh pendidikan di sekolah lanjutan tingkat menengah Belanda, Hogere Burger School (HBS), di Surabaya pada 1915.
Selama bersekolah di sana, Soekarno tinggal di rumah seorang tokoh pergerakan nasional sekaligus salah satu pendiri Sarekat Islam, H.O.S. Tjokroaminoto, yang merupakan rekan ayahnya.
Soekarno pun mulai berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan lainnya.
Baca Juga: Hindari Paksaan, Ini Ajaran Sunan Drajat dalam Menyebarkan Agama Islam
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR