Keterkaitan Sejarah dan Ilmu sosial dalam Artikel Kesetaraan Gender

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Keterkaitan antara sejarah dan ilmu sosial
(Ilustrasi) Keterkaitan antara sejarah dan ilmu sosial

Intisari-Online.com- Dapatkan Andamenjelaskanketerkaitan antara sejarah dan ilmu sosial dalam artikel di atas?

Artikel yang dimaksud membicarakan tentang kesetaraan genderpada suatumasa.

Peran sejarah adalah menjelaskan kronologi waktu tentang apa-apa saja yang terjadi dalam rentan waktu tersebut terkait dengan kesetaraan gender dan perempuan.

Artikel tersebut memperlihatkan terkait dengan stuktur sosial, kelompok sosial mengenai perempuan dan kesetaraan gender yang mana sejarah membantu dalam merunut kejadian terkait hal tersebut pada masa itu.

Dengan demikian, orang-orang pada saat ini dapat mengetahui apa yang terjadi terkait dengan perempuan dan kesetaraan gender di masa lalu.

Sejarah merupakan bagian dari ilmu sosial, maka dari itu tentu sejarah memiliki hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu sosial yang lain.

Sejarah membantu mengungkapkan apa yang terjadi di masa lalu, dan ilmu-ilmu sosial lain menjelaskan analisis dan deskripsinya dengan menggunakan teori dalam ilmu tersebut dengan bantuan ilmu sejarah.

Keterkaitan sejarah dengan ilmu sosial pada artikel tersebut adalah sejarah maupun ilmu sosial dalam artikel tersebut sama-sama berbicara tentang manusia.

Sejarah dan ilmu sosial dalam artikel tersebut saling melengkapi karena dalam pendeskripsian maupun analisis, sejarah memerlukan ilmu-ilmu sosial lain sedangkan ilmu sosial juga memerlukan sejarah dalam melakukan pendekatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan dan melihat apa yang terjadi di masa lalu.

(Ilustrasi) Jelaskan keterkaitan antara sejarah dan ilmu sosial
(Ilustrasi) Jelaskan keterkaitan antara sejarah dan ilmu sosial

Baca Juga:Jelaskan Bagaimana Reaksi Rakyat Banda Menyikapi Berbagai Bangsa Eropa yang Datang ke Kepulauan Banda?

Pada dasarnya, sejarah merupakan sebuah ilmu yang diakronik.

Maksud dari hal tersebut adalah ilmu tersebut dipaparkan memanjang dalam kurun waktu serta menyempit dalam kurun ruang.

Di sisi lain, ilmu sosial merupakan sebuah ilmu yang sinkronik.

Maksud dari hal tersebut adalah ilmu tersebut dipaparkan menyempit dalam kurun waktu serta melebar dalam kurun ruang.

Oleh sebab kedua sifat yang berbeda tersebut, maka saat ilmu sejarah disinggung dengan ilmu sosial akan menghasilkan ilmu sejarah yang diakronis dan sinkronis.

1. Diakronis

Secara etimologi, diakronik atau diakronis berasal dari bahasa Latin, dia, yang berarti melintas, melampaui, dan chronicus, yang berarti waktu.

Maksud diakronis adalah memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang atau dengan kata lain disebut dengan berpikir secara kronologis atau berurutan.

Kronologis adalah catatan kejadian yang berurutan sesuai dengan waktu dan urutan kejadiannya.

Kronologi dalam sebuah peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan waktu secara tepat.

Selain itu, kronologi juga membantu membandingkan kejadian sejarah dalam waktu sama di tempat berbeda.

Baca Juga:Jenis Historiografi Mana yang Lebih Baik? Simak Penjelasannya

Alasan sejarah bersifat diakronis karena berfokus pada proses, yakni sejarah akan membahas tentang sebuah peristiwa tertentu yang terjadi di suatu tempat sesuai urutan kejadiannya.

Contoh peristiwa sejarah yang bersifat diakronis adalah Peristiwa Pangeran Diponegoro 1825-1830.

Ciri-ciri sejarah bersifat diakronis adalah:

  • Kronologis.
  • Berfokus pada proses.
  • Ada konsep perbandingan.
  • Cakupan pengamatan dan pembahasan lebih luas.
2. Bersifat sinkronis

Kata sinkronik atau sinkronis berasal dari bahasa Yunani, syn, yang berarti dengan, dan chronoss, yang berarti waktu.

Jika disimpulkan, makna sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu secara lebih mendalam.

Alasan sejarah bersifat sinkronis karena ilmu ini dapat menjelaskan tentang bagaimana berbagai aspek tersebut berpengaruh terhadap terjadinya sebuah peristiwa dalam rentang waktu tertentu.

Contoh peristiwa sejarah yang bersifat sinkronis adalah penyerbuan Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya oleh Belanda di Tegalrejo pada 20 Juli 1825.

Apabila dilihat dari sifat sinkronisnya, Perang Diponegoro diketahui dimulai pada 20 Juli 1815.

Pertempuran berlangsung secara pelik ketika Pangeran Diponegoro membuat beberapa strategi guna menghalangi adanya bantuan dari luar untuk Belanda, menghimpun dukungan dari bupati, ulama, dan bangsawan, serta membagi wilayah pertahanan.

Baca Juga:Alasan Mengapa Ilmu Sejarah Bersifat Diakronis dan Sinkronis?

Pada akhirnya, Diponegoro berhasil bersembunyi di Desa Selarong dan menyusun strategi perang di sana.

Ciri-ciri sejarah bersifat sinkronis adalah:

  • Menganalisis peristiwa sejarah di masa tertentu.
  • Dikaji secara lebih mendalam dan sistematis.
  • Cakupan kajian lebih sempit.
  • Menitikberatkan pada pola-pola, gejala, dan karakter peristiwa sejarah.
Ilmu sejarah tersebut akan dipaparkan secara melebar dalam kurun waktu dan ruang.

Hal tersebut akan menghasilkan kajian ilmu sejarah yang menyangkup secara luas.

Lantas, bagaimanapenjelasanketerkaitan antara sejarah dan ilmu sosial?

Hubungan antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial adalah saling terkait. Kedua subjek atau bidang tersebut mempunyai hubungan timbal balik.

Hal ini disebabkan adanya ilmu sejarah merupakan masih menjadi bagian dari ilmu sosial.

Oleh sebab itu, kedua subjek tersebut merupakan suatu bidang yang tidak dapat terpisahkan.

Itulah tadi penjelasanketerkaitan antara sejarah dan ilmu sosial.

Baca Juga: Berikut Alasan Mengapa Jepang menyerang Indonesia? Yuk Simak Berikut

Artikel Terkait