Jadi Pesakitan Usai Diperas Rp100 Juta Warga Malah Ungkap Hal Ini Soal Bripka Madih

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sosok Bripka Madih, sosok dalam kasus polisi peras polisi.
Sosok Bripka Madih, sosok dalam kasus polisi peras polisi.

Intisari-online.com - Belakangan ini nama Bripka Madih mendadak jadi buah bibir karena mengaku diperas polisi

Bripka Madih mengaku menjadi korban dalam kasu polisi peras polisi di Jakarta.

Kini dirinya sedang diselidiki oleh Polda Metro Jaya, terkait kasus penyerobotan lahan.

Menurut pengakuannya, Bripka Madih diminta uang Rp100 juta agar kasus penyerobotan lahannya bisa diselidiki.

Tak hanya itu saja, oknum polisi yang memeras dirinya juga meminta jatah tanah seluas 1.000 m.

Terkait laporan ini Polda Metro Jaya pun kemudian melakukan penyelidikan kasus tersebut.

Selain itu, kasusnya juga belakangan viral usai videonya menyebar di akun Instagram @jktnewss.

Kini Bripka Madih, pada Minggu (5/2/23) dirinya dikonfrontir ke Polda Metro Jaya.

Meski dirinya melaporkan diri sebagai korban dalam kasus polisi peras polisi.

Warga tetangga Bripka Madih justru membeberkan soal sisi negatif dirinya.

Menurut perwakilan warga Kelurahan, Jatiwarna, Bekasi, ketua RW 3 di kampungnya justru menyebut sosok Bripka Madih sebagai orang yang arogan.

Hal ini terungkap dari kesehariannya di kawasan pemukimannya.

Baca Juga: Wowon Cs Ditangkap Setelah 9 Korban Ditemukan, Ini Kisah Pembunuh Berantai Zodiac Killer yang Tak Pernah Tertangkap

Ketua RW 3 Jatiwarna mengatakan banyak warga mengadu mengenai dirinya yang meresahkan.

"Di warga kami, di lingkungan kami, Bapak Madih ini seringkali dengan sifat arogansinya dan kesombongannya seringkali meresahkan warga," katanya.

Misalnya saja, ketika warga sedang rapat ia membakar sesuatu di depan rumahnya sehingga menyebabkan asap masuk ke dalam rumah warga.

Kemudian, pernah suatu ketika ada bau anyir tercium, mengganggu warga saat ditelusuri ternyata asalnya dari rumah Bripka Madih.

"Pernah kami mengalami bau yang sangat anyir engga tau dari mana, setelah ditelusuri ternyata berasal dari arah rumah beliau," jelasnya.

Tak cukup sampai disitu, ternyata Bripka Madih juga pernah melakukan teror pada guru yang berada di dekat rumahnya.

Kemudian, ia juga melakukan sabotase tiang listrik di dekat rumahnya.

Bripka Madih juga pernah hampir dipukuli oleh anggota TNI AU gara-gara ada warga yang memasang lampu di jalan.

"Hampir digebukin orang AURI kalau tidak kita lindungi," kata ketua RW.

Menurut ketua RW ia mengatakan bahwa pihak yang dirugikan dalam kasus ini bukan hanya Provost Jatinegara, tetapi warga Jatiwarna.

"Jangan merasa hanya dirinya yang terdzalimi, tetapi warga kami juga merasa terganggu dengan sikap arogansi beliau," jelasnya.

Baca Juga: Wowon Terbukti Bunuh 9 Korbannya, Ini 5 Kasus Pembunuh Berantai di Indonesia

Kasus Bripka Madih berawal dari laporannya mengenai penyerobotan tanah oleh perusahaan pengembang dan makelar tanah.

Dia menyebutkan bahwa tanah dengan nomor C815 seluas 2.954 meter persegi diserobot oleh sebuah perusahaan pengembang perumahan.

Sedangkam tanah dengan nomor girik C.191 seluas 3.600 meter persegi diserobot oleh malelar tanah.

Artikel Terkait