Intisari-Online.com -Film The Expendables 3 yang akan tayang di bioskop TransTV pada Selasa (17 Januari 2023) berkisah tentang tentara bayaran.
Para tentara bayaran ini diperankan oleh para bintang besar yang sudah lama malang melintang diHollywood.
Mereka adalahBarney Ross (Sylvester Stallone), Hale Caesar (Terry Crews), Yin Yang (Jet Li), Lee Christmas (Jason Statham),Toll Road (Randy Couture), Gunner Jensen (Dolph Lundgren), dan Doctor Death (Wesley Snipes)
DalamThe Expendables 3mereka akan bertugas untuk menggagalkan pengiriman senjata ilegal yang disebutkan akan berlangsung di Somalia.
Kelak, di Somalia, mereka harus menemukan fakta mengejutkan bahwa kelompok tentara bayaran di sana justru dipimpin oleh mantan anggota mereka sendiri.
Di dunia nyata, ada beberapa kelompok tentara bayaran sepertiPMC Wagner (organisasi militer bayaran yang didirikan di Rusia), Slavonic Corps (Rusia),PMC Moran (Rusia), Executive Outcomes (Afrika Selatan), atau yang paling terkenalBlackwater(Amerika Serikat).
Namun, untuk saat ini, Grup Wagner dianggap sebagai yang paling banyak dibicarakan dan diberitakan.
Hal ini tidak terlepas dari isu yang beredar bahwa pemerintah Rusia menggunakan jasa mereka dalam perang di Ukraina.
Belum lagi dengan keputusan Amerika Serikat untuk memasukan Grup Wagner ke dalam daftar hitam karena diduga telah melakukan penganiayaan agama.
Memang siapa sebenarnya mereka? Benarkan mereka dikendalikan langsung oleh pemerintah Rusia?
Baca Juga: Membelot ke Ukraina, Tentara Bayaran Rusia Dibunuh dengan Palu Godam
Seperti disebutkan sebelumnya, keberadaan kelompok tentara bayaran ini semakin mencuat usai mereka disebutkan telah turut serta dalam perang di Ukraina.
Melansir Guardian, Selasa (17/1/2023), grup ini dikabarkan telah mengirimkan tentara bayaran untuk mendukung pemberontak pro-Rusia di Ukraina selama konflik yang berlangsung sejak 2014.
Sementara beberapa sumber lain menyebutkanbahwa Grup Wagner mungkin telah berperan dalam pendudukan Crim ea oleh Rusia pada tahun 2014.
Hanya saja, peran Grup Wagner di Ukraina sendiri sebenarnya tidak diakui secara resmi oleh pemerintah Rusia dan tidak ada bukti yang cukup untuk menegaskan peran grup ini di Ukraina.
Selain di Ukraina, Grup Wagner diketahui telah melakukan operasi di berbagai negara. Beberapa di antaranya:.
* Konflik Suriah: Grup Wagner diduga telah berperan dalam konflik Suriah sejak tahun 2015, dengan mengirimkan tentara bayaran untuk mendukung pemerintah Suriah dalam perang melawan pemberontak dan organisasi teroris.
* Operasi di Afrika: Grup Wagner diduga telah berperan dalam operasi militer di beberapa negara Afrika, termasuk Sudan, Libya, dan Republik Demokratik Congo.
* Operasi di Venezuela: Grup Wagner diduga telah berperan dalam operasi militer di Venezuela pada 2019, dengan mengirimkan tentara bayaran untuk mendukung pemerintah Venezuela dalam perang melawan pemberontak dan organisasi teroris.
* Operasi di CAR: Grup Wagner diduga telah berperan dalam operasi militer di Central African Republic pada 2018, dengan mengirimkan tentara bayaran untuk mendukung pemerintah CAR dalam perang melawan pemberontak dan organisasi teroris.
Jumlah kekuatan tentara Grup Wagner sendiri sampai saat ini tidak diketahui dengan pasti.
Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa grup ini mungkin memiliki ribuan tentara bayaran yang dapat diterjunkan untuk operasi di berbagai negara.
Beberapa sumber juga menyatakan bahwa Grup Wagner mungkin memiliki kemampuan untuk mengirimkan pasukan keluar negeri dalam skala besar dan dengan cepat, serta memiliki kemampuan logistik yang baik.
Begitu juga ketika penelusuran mulai mengerucut mengenaibayaran, tidak ada pasti mengenai uang yang diterima oleh tentara di Grup Wagner usai menjalankan tugas.
Akan tetapi, beberapa sumber menyatakan bahwa bayaran tentara di grup ini dapat sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada bayaran tentara reguler di Rusia.
Tentara bayaran di Grup Wagner diperkirakan dapat menerima bayaran hingga $10,000 (setara Rp151 juta dalam kurs Rp15.000) atau lebih per bulan, tergantung pada tingkat pengalaman dan tugas yang dilakukan
Penganiayaan agama
Status Grup Wagner yang digadang-gadang berada di bawah pemerintah Rusia pun pada akhirnya membuat organisasi ini menjadi sorotan Amerika Serikat.
Pada akhir tahun lalu, grup ini dimasukan AS ke dalam daftar hitam penyaniayaan agama.
“Di seluruh dunia, pemerintah dan aktor non-negara melecehkan, mengancam, memenjarakan, dan bahkan membunuh individu karena keyakinan mereka,”tuturMenteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jumat (3/12/2922) seperti dilansir dari kompas.com yang melansirAl Jazeera.
Grup ini dikabarkan telah terlibat pertumpahan darah yang terkait agama selama 10 tahun di Republik Afrika Tengah.
Sebuah polah yang sebenarnya justru juga kerap dituduhkan kepada Amerika Serikat.