Intisari-Online.com -Indra Bekti mengalami pendarahan otak tepat di hari ulang tahunnya yang ke-45 tahun, Rabu (28/12/2022).
Kondisi tersebut sempat membuatnya tak sadarkan diri saat berada di rumah sakit sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Presenter sekaligus sahabat Indra Bekti, Indy Barends kemudian menjelaskan kondisi indra saat ditemui di RS Abdi Waluyo.
"Disampaikan bahwa pembuluh darah kepala sebelah kiri itu pecah, jadi sudah kena ke batang otak," ujar Indy Barends, seperti dilansir darikompas.com, Kamis (29/12/2022).
Belakangan dikabarkan bahwa Indra Bekti sudah menjalani dua kali operasi dan kini kondisinya sudah stabil.
Pendarahan di otak adalah keadaan di mana terdapat pembuluh darah di otak yang pecah atau ruptur, sehingga terjadi perdarahan di dalam kepala.
Pendarahan di otak dapat menyebabkan tekanan di dalam kepala yang meningkat, yang dapat merusak jaringan otak dan menyebabkan gejala seperti sakit kepala yang parah, pusing, muntah, penglihatan yang buram, kelemahan, atau kehilangan kesadaran.
Pendarahan di otak dapat menjadi kondisi yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau bahkan kematian.
Apa penyebab terjadinya pendarahan di otak?
Pendarahan di otak dapat terjadi akibat berbagai penyebab, di antaranya:
1. Pembuluh darah pecah atau ruptur: Ini dapat terjadi akibat tekanan darah yang tinggi, penyakit jantung, atau penyakit pembuluh darah, seperti aneurisma.
2. Trauma kepala: Pendarahan di otak dapat terjadi akibat cedera kepala, seperti terjatuh atau kecelakaan lalu lintas.
3. Infeksi: Infeksi seperti meningitis atau ensefalitis dapat menyebabkan pendarahan di otak.
4. Penyakit darah: Penyakit darah seperti leukimia atau trombositopenia dapat menyebabkan pendarahan di otak.
5. Penyakit otak: Penyakit otak seperti tumor otak atau penyakit vaskular otak dapat menyebabkan pendarahan di otak.
Apa ciri ciri pembuluh darah di otak pecah?
Ciri-ciri pembuluh darah di otak pecah atau ruptur biasanya antara lain adalah:
1. Sakit kepala yang parah: Sakit kepala yang terasa seperti "pukulan" atau "dipukul dengan palu" biasanya merupakan gejala pertama pembuluh darah di otak pecah.
2. Pusing: Gejala lain yang mungkin terjadi adalah pusing atau vertigo.
3. Muntah: Pasien juga mungkin merasakan muntah.
4. Penglihatan yang buram: Pembuluh darah di otak pecah juga dapat menyebabkan penglihatan yang buram atau mengalami gangguan penglihatan lainnya.
5. Kelemahan atau kelumpuhan: Gejala lain yang mungkin terjadi adalah kelemahan atau kelumpuhan pada bagian tubuh.
6. Kehilangan kesadaran: Pembuluh darah di otak pecah juga dapat menyebabkan kehilangan kesadaran sementara atau bahkan koma.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pembuluh darah di otak pecah merupakan kondisi yang serius yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau bahkan kematian jika tidak ditangani segera.
Apakah pendarahan di otak bisa sembuh?
Pendarahan di otak dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen dan bahkan kematian, tergantung pada lokasi dan ukuran pendarahan serta penyebabnya.
Namun demikian, jika pendarahan di otak dapat dikesan dan ditangani segera setelah terjadinya, ada kemungkinan pasien akan pulih dengan sempurna atau hampir sempurna.
Penanganan pendarahan di otak biasanya meliputi tindakan medis segera, seperti pemberian obat untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko pendarahan lebih lanjut, serta tindakan bedah untuk mengeluarkan darah yang telah menumpuk di dalam kepala.
Bila diperlukan, pasien juga mungkin akan mendapatkan perawatan rehabilitasi untuk membantu mereka pulih dari kerusakan otak yang mungkin terjadi.
Namun, tidak semua orang yang mengalami pendarahan di otak dapat pulih dengan sempurna.
Kemampuan untuk pulih tergantung pada lokasi dan ukuran pendarahan, serta bagaimana cepat pendarahan tersebut ditangani.
Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan yang dapat menandakan pendarahan di otak.