Intisari-Online.com - Selain hiasan pohon natal, perayaan natal juga identik dengan Sinterklas atau Santa Claus.
Anak-anak kecil paling menantikan hadiah dari sosok tersebut.
Sinterklas dan Santa Claus digambarkan sebagai karakter yang khas.
Mereka berpakaian serba merah, berperwakan gendut, dan berjenggot.
Selain itu, juga membawa kantong berisi hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak sebelum atau ketika Natal tiba.
Tokoh khas natal ini juga biasanya hadir di berbagai tempat, dari gereja, pusat perbelanjaan, dan juga taman bermain.
Mana penyebutan yang paling sering Anda ucapkan? Apakah Sinterlklas atau Santa Claus.
Terkadang mungkin orang-orang bergantian menyebutkan istilah itu dan menganggapnya sama saja.
Rupanya, keduanya memiliki perbedaan yaitu dari latar belakang sejarahnya. Sehingga dapat dikatakan, mereka serupa tetapi tak sama.
Penyebutan Sinterklas sendiri sudah lebih dulu ada dibanding Santa Claus.
Melansir Kompas.com (7/12/2021), Sinterklas disebut terilhami dari sosok Saint Nicolas, seorang uskup asal Myra yang hidup sekitar abad ke-3 masehi.
Baca Juga: Misteri Lukisan Yesus Paling Mahal di Dunia, Benarkah 'Disembunyikan' Arab Saudi?
Hal itu dijelaskan oleh Rodenberg dan Wagenaar dalam jurnal yang dipublikasikan Journal of Heritage Studies.
Nicolas dikenal punya sikap yang dermawan dan suka berbagi kepada orang-orang miskin.
Sosok tersebutlah yang kemudian menginspirasi "lahirnya" cerita Sinterklas di Belanda.
Sinterklas kemudian digambarkan layaknya uskup, lengkap dengan jubah keuskupan, topi uskup yang disebut mitre, dan tongkat gembala uskup yang pada bagian atasnya melingkar.
Kemudian, masyarakat Belanda menceritakan bahwa Sinterklas berasal dari Spanyol. Dia memiliki rambut panjang dan janggut berwarna putih.
Diceritakan bahwa setiap menjelang natal, Sinterklas akan berkeliling mengunjungi satu rumah ke rumah lainnya.
Seperti itulah latar belakang sejarah Sinterklas yang berawal dari cerita masyarakat Belanda.
Sementara itu, sosok Santa Claus berasal dari cerita masyarakat Amerika Serikat (AS).
Namun, masih ada keterkaitan antara latar belakang sejarah Sinterklas dan Santa Claus.
Disebut bahwa cerita tentang Santa Claus yang populer di AS itu juga dipengaruhi oleh cerita Sinterklas di Belanda.
Hal itu merujuk kepada sejarah Kota New York yang dibangun dan dikuasai Belanda pada Abad ke-17. Bahkan, New York saat itu dikenal dengan nama New Amsterdam.
Baca Juga: Gara-Gara Kontroversi Salt Bae, Benarkah Istri Lionel Messi Juga Ikut Dihukum FIFA?
Perbedaan Sinterklas dan Santa Claus juga terdapat pada gambaran keduanya.
Santa Claus digambarkan sebagai seorang kakek yang berasal dari kutub utara. Perawakannya gemuk, berambut dan berjanggut putih, lengkap dengan mantel tebal, topi musim dingin, dan kantong hadiahnya.
Kemudian, branding Santa Claus semakin melekat di AS berkat kampanye besar perusahaan minuman soda Coca Cola pada 1931.
Seperti dikutip dari The Huffington Post, saat itu Coca Cola menggunakan tokoh Santa dengan baju musim dingin merah-putih untuk mempromosikan produknya.
Hingga kini, Santa pun tersohor dengan baju musim dingin merah-putihnya tersebut.
Selain itu, kendaraan untuk mereka bepergian juga berbeda.
Sinterklas menggunakan kuda putih, sementara kendaraan Santa Claus adalah kereta salju yang ditarik oleh sembilan rusa kutub.
Itulah perbedaan antara Sinterklas dengan Santa Claus, yang ternyata serupa tapi tak sama.
Baca Juga: Bagaimana Mengenali Tradisi dan Kearifan Masyarakat di Negara-negara Lain?
(*)