Apa Itu OCD? Apa Bedanya dengan Hipokondria? Ketahui Melalui Gejala-gejalanya

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi. Apa itu OCD?
Ilustrasi. Apa itu OCD?

Intisari-Online.com - Apa itu OCD? Istilah ini tentu pernah atau bahkan sering Anda dengar.

OCD merupakan singkatan dari Obsessive Compulsive Disorder atau gangguan obsesif kompulsif. Ini termasuk salah satu gangguan kesehatan mental.

OCD adalah gangguan kesehatan mental yang terjadi ketika seseorang terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi.

Obsesi adalah pikiran, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan memicu perasaan yang sangat menyusahkan.

Misalnya takut kontaminasi kotoran, atau menginginkan hal di sekitarnya teratur dan simetris.

Sementara kompulsi merupakan perilaku atau pikiran berulang yang digunakan seseorang dengan tujuan untuk menetralisir, melawan, atau menghilangkan obsesinya.

Perilaku kompulsi dilakukan berdasarkan kecemasan terkait dengan obsesi yang dirasakan.

Jika obsesinya adalah takut terkontaminasi kotoran, maka gejala kompulsinya dapat berupa mencuci tangan hingga kulit terasa bersisik atau berlebihan.

Selain contoh yang telah disebutkan di atas, gejala obsesi dan kompulsi penderita OCD bisa meliputi berbagai tema.

Lalu, apa bedanya dengan hipokondria?

Hipokondria adalah gangguan kecemasan di mana orang yang mengalaminya percaya bahwa ia menderita penyakit yang parah meski sebenarnya penyakit itu tidak ada dan hasil pemeriksaan medisnya normal.

Baca Juga: Setelah Bersosialisasi Usai Lebaran Anda Mengalami 'Introvert Hangover'? Yuk Atasi dengan Cara Ini

Hipokondria juga merupakan gangguan kesehatan mental dan termasuk salah satu jenis dari gangguan kecemasan.

Hipokondria juga dikenal dengan gangguan kecemasan terhadap penyakit.

OCD dan hipokondria adalah dua jenis gangguan kesehatan mental yang berbeda, tetapi dapat saling berhubungan.

Ada berbagai faktor penyebab yang membuat seseorang dapat menderita hipokondria, termasuk salah satunya yaitu menderita gangguan mental lain.

OCD merupakan gangguan mental yang dapat menjadi faktor penyebab hipokondria.

Seseorang dengan gangguan obsessive compulsive (OCD) dan gangguan kecemasan berlebihan berpotensi mengalami hipokondria.

Ilustrasi gejala OCD, membersihkan sesuatu secara berlebihan.
Ilustrasi gejala OCD, membersihkan sesuatu secara berlebihan.

Selain itu, gejala seseorang mengalami OCD juga bisa memiliki kemiripan dengan seseorang yang mengalami hipokondria.

Misalnya gejala mencuci tangan dan menjaga kebersihan secara berlebihan juga bisa muncul dalam perilaku hipokondria.

Hal itu karena penderita hipokondria memiliki perasaan khawatir bahwa hal-hal kecil akan menimbulkan ancaman yang lebih parah pada penyakitnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini gejala-gejala OCD dan hipokondria.

Baca Juga: Ular Falak Sebesar Apa hingga Konon Mampu Menelan Seluruh Jagat Raya?

Gejala OCD

Jika seseorang menderita OCD, ia biasanya sering mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif seperti yang telah dijelaskan di atas.

Gangguan obsesif-kompulsif dapat mencakup obsesi dan kompulsi, tapi mungkin juga seseorang hanya memiliki gejala obsesi atau kompulsi.

Seseorang dengan gejala tersebut mungkin tidak menyadari bahwa tingkat obsesi dan kompulsi yang dilakukannya berlebihan atau masuk akal.

Sikap obsesi dan kompulsi pada penderita OCD dapat menghabiskan banyak waktu hingga menggangu rutinitas keseharian.

Beberapa contoh tanda dan gejala obsesi:

  • takut terkontaminasi dengan menyentuh benda-benda yang telah disentuh orang lain
  • keraguan jika telah mengunci pintu atau mematikan kompor
  • stres intens saat objek tidak diletakkan sesuai arah atau pada tempat tertentu
  • keresahan saat membayangkan mengendarai mobil ke kerumunan orang
  • pikiran terkait meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
  • gambaran seksual yang tidak menyenangkan
  • menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti menjabat tangan dengan orang lain.
Beberapa contoh tanda dan gejala kompulsi:

  • mencuci tangan hingga kulit terasa bersisik
  • memeriksa pintu beberapa kali untuk memastikannya sudah terkunci
  • memeriksa kompor beberapa kali memastikannya mati
  • menghitung dalam pola tertentu
  • diam-diam mengucapkan doa, kata, atau frasa
  • mengatur barang dalam letak tertentu.
Gejala Hipokondria

Gejala hipokondria di antaranya seperti berikut ini:

Baca Juga: Catat! Pakai Jaket Berlapis Justru Bisa Bikin Anda Kedinginan, Ini Cara Hangatkan Tubuh yang Tepat

1. Sering mencari info penyakit di Internet

Orang dengan hipokondria sangat sering mencari informasi di internet mengenai berbagai macam penyakit yang mungkin saja terjadi padanya. Kebiasaan ini pun dilakukan saat mengalami gejala ringan.

2. Selalu membayangkan penyakit serius

Pada orang dengan hipokondria, misalnya rasa sakit kepala yang ringan akan dibayangkan menjadi suatu tanda penyakit serius, seperti migrain atau tumor otak. Pikiran tersebut akan membuatnya selalu merasa ketakutan.

3. Berulang kali periksa ke dokter

Akibat rasa ketakutan yang berlebihan, tak jarang orang hipokondria berulang kali ke dokter untuk memeriksakan penyakitnya secara fisik.

4. Dokter menyatakan sehat, tetapi masih takut

Kemudian, penderita hipokondria meski dokter menyatakan sehat dan tidak ada masalah penyakit yang dicurigai, mereka akan tetap merasa takut.

Ketakutan itu akan terus terbawa hingga mengganggu aktivitasnya.

5. Selalu membicarakan isu kesehatan ke orang lain

Setiap kali bertemu teman atau tetangga, orang dengan hipokondria lebih tertarik membicarakan isu-isu kesehatan.

Penderita hipokondria juga akan mengeluhkan kondisi kesehatan, meski merasa baik-baik saja.

Itulah OCD dan hipokondria serta gejala-gejalanya.

Baca Juga: Berita Proklamasi Tidak Diterima Secara Bersamaan di Seluruh Indonesia, Mengapa Hal Ini Terjadi?

(*)

Artikel Terkait