Intisari-online.com —Otak kita seperti prosesor komputer yang memiliki batasan untuk digunakan. Selain itu, kinerjanya juga dipengaruhi oleh kondisi emosional kita. Karena itu sangat penting menjaga kondisi otak dengan menghindari kebiasaan-kebiasan yang dapat mengurangi kemampuan intelegensi.
Cobalah untuk berjalan kaki sambil menghitung mundur dari 1000 dikurangi tujuh. Seperti ini 1000..,993..,986,…dst. Anda pasti akan segera berhenti melangkah. Mengapa? Karena otak Anda harus bekerja sangat keras untuk melakukan perhitungan yang sangat simpel. Ia tidak punya daya yang cukup untuk mengatakan pada kaki Anda untuk terus melangkah.
Benar kalau percobaan ini tidak terlalu signifikan dalam kemampuan kita untuk belajar maupun bekerja. Banyak dari kita yang bisa bekerja sembali mendengar musik bahkan membaca buku saat sedang makan. Namun perlu diketahui bahwa kemampuan kognitif seperti konsentrasi, kreativitas, dan daya ingat dipengaruhi oleh kapasitas kemampuan intelegensi kita. Ada beberapa problem yang bisa mengganggu kemampuan intelegensi itu. Biasanya berasal dari kondisi psikis yang dipengaruhi oleh kebiasaan buruk kita. Nah, buruknya jika terus dibiarkan, kebiasaan itu akan membuat IQ kita semakin rendah.
1. Terlalu sering menyesali keadaan
Merenungkan dan memikirkan sesuatu yang menyedihkan, yang membuat frustasi, dan yang membuat stres berulang kali akan menurunkan IQ. Khususnya jika kita melakukan tindakan ini berulang kali. Tindakan penyesalan dan perenungan akan hal-hal yang menyedihkan sangatlah berbahaya bagi kondisi emosional dan kesehatan mental kita.
2. Perasaan bersalah yang belum diselesaikan
Biasanya perasaan bersalah akan selesai ketika kita sudah meminta maaf dan dimaafkan. Namun ada pula tipe orang yang sulit melepaskan perasaan bersalah itu dan rasa bersalah selalu saja masih muncul dalam pikirannya. Perasaan bersalah yang terus muncul bisa mengganggu fungsi kognitif otak. Karena itu, selesaikanlah perasaan bersalah itu hingga tuntas.
3. Mengeluh tak menentu
Banyak dari kita yang mengeluh tak menentu, seolah kita adalah orang yang paling menderita di dunia. Sedikit-sedikit mengeluh, sedikit-sedikit protes. Dalam sebuah tindakan mengeluh, terkandung amarah dan rasa frustasi. Mengulang-ulang kebiasaan mengeluh adalah penyebab umum dari penurunan kinerja otak.
4. Terlalu berlebihan menanggapi penolakan
Merasa tertolak membentuk luka emosional yang berpengaruh terhadap kondisi psikologis. Selain itu, penolakan yang kita tanggapi dengan negatif merusak fungsi kognitif otak. Ia juga membuat kita sering mengkritik diri sendiri, hingga lama kelamaan konsep diri kita semakin hancur.
5. Khawatir!
Banyak kita yang sering tidak menyadari bahwa kekhawatiran itu merusak jiwa. Khawatir tidak hanya membuat kita merasa tidak nyaman dan berada pada situsai emosional yang menyedihkan. Ia juga dapat merusak dan mengganggu kemampuan kita untuk konsentrasi dan fokus. Kekhawatiran mengambil seluruh pikiran kita sehingga kita tidak mampu memikirkan hal yang lain dengan maksimal.
(psychologytoday.com)