Intisari-Online.com - Jika sikap-sikap saling mencintai, menghargai, dan berkomunikasi dua arah dapat membuat pernikahan langgeng. Maka, lain halnya dengan kebiasaan ini, yang dianggap paling mungkin membuat pernikahan ‘karam’.
Peneliti pernikahan, Dr John Gottman, seorang psikolog terkemuka, mengompilasi hasil penelitiannya dan mengidentifikasikan satu perilaku suami atau istri yang berpeluang tinggi mengakibatkan perceraian.
Gottman mengatakan bahwa kebiasaan dan sifat menghina pasangan adalah “bom waktu” yang menempatkan pernikahan di ambang perpisahan.
Menghina adalah refleksi dari perilaku tidak menghargai dan tidak menghormati orang lain. Menghina jadi semakin berbahaya ketika sering terjadi dalam pernikahan.
Kebiasaan memutar bola mata saat suami sedang bicara, kata Gottman, merupakan sikap menghina yang berpotensi menjadikan komunikasi bergulir tinggi dan emosional.
Selain itu, memutar bola mata juga tanda sikap Anda tidak menganggap opini suami benar dan tepat.
Gottman menegaskan bahwa menghina, baik secara verbal ataupun lewat bahasa tubuh, merupakan ancaman yang paling menyeramkan dan sangat mujarab membuat pernikahan berakhir dengan keputusan cerai.
Bila Anda yang memiliki kebiasaan buruk tersebut, Gottman menyarankan untuk lebih sering berbuat kebaikan, beramal, dan memaafkan.
Tujuannya adalah untuk melatih tumbuhnya empati dan toleransi yang jujur dari dalam hati.
Hati yang baik tidak akan memberikan ruang untuk Anda menghina orang lain, terutama kepada pasangan.
Memaafkan dan melupakan, kata Gottman, memang sulit untuk dilakukan, tetapi tidak ada salahnya untuk terus dilatih hingga sikap itu menjadi kebiasaan Anda.