Intisari-Online.com - Segala hal yang menyangkut tentang kehidupan Mesir Kuno pastinya selalu menarik perhatian.
Pada 5.000 tahun yang lalu, Raja Mesir Firaun sudah memiliki cara sendiri untuk mengetahui jenis kelamin anak yang dikandung istrinya.
Kenyataan bahwa ibu dan ayah Tutankhamun, Firaun Akhenaten, merupakan saudara sekandung mungkin mengagetkan dalam pandangan masa kini.
Tapi pernikahan sedarah lazim di kalangan keluarga kerajaan karena para firaun mempercayai bahwa mereka adalah keturunan para dewa.
Untuk menjaga kemurnian keturunan, kalangan elite penguasa Mesir Kuno melakukan praktik pernikahan sedarah (incest).
Menurut catatan sejarah, para penguasa Mesir Kuno tersebut percaya bahwa dirinya adalah keturunan dewa.
Pengujian DNA pada Firaun Tutankhamun mengungkapkan bahwa dia terlahir dari pasangan saudara kandung.
Lantas bagaimana para firaun mengetahui jenis kelamin yang anak yang dikandung istrinya sementara pada saat itu belum ada USG?
Seperti masa sekarang, ternyata mereka juga menjalani tes untuk menentukan jenis kelamin janin.
Dikutip dari English Arabiya, penelitian yang dilakukan lembaga Women's Studies and Rights Centre menemukan bahwa di Mesir kuno, wanita yang baru menikah menjadi sasaran tes kehamilan dini untuk menentukan jenis kelamin janin, apakah laki-laki atau perempuan.
Najwa Al-Baroun, direktur lembaga tersebut juga menjelaskan bahwa untuk menentukan jenis kelamin janin di Mesir Kuno dengan cara menuangkan urin wanita pada biji-bijian gandum dan jelai.
Jika jelai tumbuh lebih dulu, ini berarti bayinya laki-laki, dan jika gandum tumbuh lebih dulu, maka bayinya perempuan.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR