Intisari-Online.com- Ketika China muncul pada perang dan revolusi 1949, terlihat jelas bahwa mereka tidak punya kapasitas bersaing dengan AS atau Uni Soviet.
Barulah transfer teknologi militer dari Uni Soviet membantu memperbaiki kesenjangan pada 1950-an.
Namun, Revolusi Kebudayaan melumpuhkan teknologi dan penelitian ilmiah hingga membuat orang China semakin jauh tertinggal.
Oleh karenanya, China berinovasi dan melengkapi negaranya dengan spionase industri.
Singkatnya, China terbiasa mencuri formula teknologi senjata dari Rusia dan Amerika Serikat.
Bertahun-tahun telah berlalu, mata-mata China menjadi semakin terampil dan fleksibel dalam pendekatan mereka.
Kini dalam ketegangannya dengan Taiwan, China padaSelasa (8/101/1011) mampumengirim lebih banyak jet tempur ke Taiwan daripada kapan pun sejak musim panas: 31 melintasi "garis tengah" - perbatasan maritim tidak resmi.
Ketegangan China Taiwan saat ini adalah yang tertinggi selama beberapa waktu.
Bahkan melansir Kompas.com,Xi Jinping meminta tentara China untuk "memfokuskan seluruh energinya pada pertempuran" dalam persiapan untuk perang, menurut laporan media partai Komunis China.
Gambar-gambar Xi, yang baru mengamankan masa jabatan ketiga sebagai pemimpin partai, dalam seragam tentaranya selama kunjungan ke pusat komando ditampilkan secara mencolok di halaman depan People's Daily pada Rabu (9/11/2022).
Xi mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat harus “secara komprehensif memperkuat pelatihan militer dalam persiapan perang,” setelah memperingatkan pada kongres partai baru-baru ini tentang “badai berbahaya” mendekat.
“Fokuskan semua energi (Anda) untuk pertempuran."
"Bekerja keras untuk berjuang dan tingkatkan kemampuan (Anda) untuk menang,” katanya seperti dikutipGuardian.
Dia mengatakan tentara juga harus “dengan tegas membela kedaulatan dan keamanan nasional” karena China berada dalam situasi keamanan yang “tidak stabil dan tidak pasti.”
Minggu ini juga China diketahui menyelenggarakanNational Airshow China di Zhuhai.
Acara ini merupakan pameran untuk semua armada penerbangan “Negeri Tirai Bambu”, dari yang lebih mendasar hingga yang siap tempur.
Selain peserta pameran dari seluruh industri, ada tampilan dari tim aerobatik China, demonstrasi drone berteknologi tinggi dan terbang lintas dari jet penumpang buatan dalam negeri pertama di negara itu.
Pertunjukkan ini menjadi peristiwa yang sangat militeristik mengingat penyelenggaraannya yang dilakukan ketika dunia semakin takut akan apa yang bisa dilakukan oleh militer China.
Sky Newsmewartakan bahwa banyak juga yang khawatir termasuk akan potensi China mengambil alih Taiwan.
Dalam pameran tersebut, empat jet tempur siluman mutakhir China terbang serempak dalam formasi sempurna, dengan suara mesin yang memekakkan telinga.
Tapi analis politik mengatakan bahwa Xi Jinping telah meningkatkan retorikanya kali ini.
Xi melihat merebut Taiwan sebagai bagian penting dari warisannya dan mengatakan dalam pidato pembukaannya di kongres:
“Kami tidak akan pernah berjanji untuk menyingkirkan (opsi) penggunaan kekuatan.
Xi dalam beberapa bulan terakhir telah menggunakan nada yang semakin agresif untuk mendesak kadernya untuk “berani berjuang” dan meningkatkan “semangat juang” mereka untuk membela kepentingan nasional di lingkungan politik yang tidak bersahabat.
Dalam pidato pembukaannya di kongres partai, ia menggunakan kata douzheng ("perjuangan") sebanyak 17 kali.
Ini mengingatkan kembali pada penekanan Mao Zedong pada "perjuangan kelas" dan memerangi pengaruh asing, imperialis.
Baca Juga: China Menguak J-20 Jet Tempur Siluman Rahasianya, Pensiunan Kolonel: 'Sangat Kuat'
(*)