Intisari-online.com - Pada Rabu (3/11) Beberapa saluran berita lokal melaporkan bahwa Imran Khan ditembak saat memimpin rapat umum di ibu kota, Islamabad.
Dengan tujuan untuk menuntut agar pemerintah menyerukan pemilihan cepat.
Imran Khan ditembak di kaki tapi kini sudah dari bahaya. Ajudan Khan dan mantan Menteri Informasi Fawad Chaudhry tidak berkomentar ketika dihubungi.
Pada akhir Agustus, polisi mengepung rumah Imran Khan selama berjam-jam.
Menurut Al Mayadeen, mantan perdana menteri itu didakwa melanggar undang-undang anti-terorisme setelah mengancam seorang hakim wanita dan dua pejabat tinggi polisi pada protes di ibu kota Islamabad pada malam 20 Agustus.
Dalam pidatonya di rapat umum tadi malam, Imran Khan mengancam akan menuntut Hakim Zeba Chaudhry, dua pejabat polisi, Komisi Pemilihan Pakistan dan lawan politik lainnya.
Khan memperingatkan mereka akan menghadapi "konsekuensi" atas perlakuan kepala stafnya, Shahbaz Gill.
Rapat umum di taman F-9 Islamabad diselenggarakan oleh Khan untuk menunjukkan dukungan kepada Gill, yang ditangkap atas tuduhan menghasut penghasutan pekan lalu.
Imran Khan adalah Perdana Menteri Pakistan dari 2018 hingga April tahun ini.
Dia terpaksa mengundurkan diri setelah kehilangan mosi tidak percaya.
Mantan perdana menteri mengatakan pemungutan suara itu hasil dari konspirasi Amerika tetapi Washington membantah tuduhan itu.
Imran Khan telah berbicara menentang perang Amerika yang berlarut-larut di Asia Tengah dan Timur Tengah.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR