Arab Saudi Dalam Bahaya AS Bersiaga, Negara Ini Berencana Lakukan Serangan Militer ke Arab, Apa Masalahnya?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Rudal balistik DF-3A dari China yang dibeli Arab Saudi
Rudal balistik DF-3A dari China yang dibeli Arab Saudi

Intisari-online.com - Pasukan AS dan sekutu di Timur Tengah saat ini dalam keadaan siaga.

Riyadh telah mengirim pesan peringatan kepada pejabat intelijen AS.

Tentang risiko bahwa Iran dapat melancarkan serangan ke wilayah Arab Saudi, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada 1 November.

Menyusul peringatan itu, pasukan AS, Arab Saudi, dan sekutu di Timur Tengah disiagakan.

Iran berencana untuk menyerang wilayah Arab Saudi dan kota Erbil, ibu kota otonomi Kurdi di Irak, kata pejabat Saudi kepada pihak AS, menurut WSJ.

Erbil adalah tempat AS memiliki pangkalan militer dan memiliki pasukan Amerika secara bergiliran.

Pada 1 November, sekretaris pers Pentagon Patrick Ryder mengatakan AS "khawatir tentang ancaman.

Lalu menegaskan hak untuk "membela diri di mana pun pasukan AS bertugas, baik di Irak atau negara lain.

Ryder tidak merinci ancaman yang bisa ditimbulkan Iran.

Iran telah berulang kali meluncurkan rudal balistik ke sasaran Kurdi di kota Erbil.

Pada bulan September, Iran meluncurkan rudal dan drone, membuat pasukan AS waspada.

Iran juga meluncurkan puluhan rudal balistik di kota itu pada Maret 2022.

Selama beberapa minggu terakhir, Iran telah menghadapi gelombang protes domestik.

Pemimpin Iran menuduh AS, Israel dan Arab Saudi berada di belakang menghasut para pengunjuk rasa.

Bulan lalu, Jenderal Hossein Salami, komandan Garda Nasional Iran (IRGC), menuduh Arab Saudi "mengintervensi urusan internalnya" melalui eksploitasi informasi yang luas tentang protes, menurut laporan WSJ.

Baca Juga: Mengungkap Hubungan Mesra Pangeran Arab dan Vladimir Putin, yang Membuat Barat Ketakutan

Artikel Terkait