Intisari-Online.com - Pada tahun 2020, sekelompok tim arkeolog dari Universitas Colorado Denver (CU Denver) telah menemukan jejak kaki kuno di dekat Kota Sacheon di Korea Selatan.
Pada mulanya, jejak ini dikira adalah bekas reptil terbang pterosaurus.
Namun, sebagaimana dilansir dari All that's Interesting, mereka mempercayai bahwa temuan ini merupakan nenek moyang buaya bipedal berusia 110 hingga 120 juta tahun.
Jejak kaki sepanjang 23cm ini ada hubunganyya dengan crocodylomporh - nenek moyang buaya modern yang berjalan tegak dengan dua kaki.
Para peneliti percaya bahwa jejak ini dibuat oleh buaya dan bukan dinosaurus atau burung-burung dan dinosaurus berjalan dengan jari kaki saja, tetapi buaya memberi tekanan pada seluruh kaki, seperti halnya manusia.
"Ketika dikombinasikan dengan tidak adanya tanda-tanda ekor, menjadi jelas bahwa makhluk-makhluk ini bergerak secara bipedal."
Menurut New Scientist, fosil jejak kaki lebih terpelihara dan lebih rinci daripada yang ditemukan pada 2012 sekitar 50 kilometer jauhnya dari penemuan yang baru ini.
Ditemukan oleh CU Denver, Martin Lockley dan rekan-rekannya, temuan ini menampilkan kulit dari tumit dan jari kaki hewan tersebut.
Menurunt BBC, Lockley dan timnya menemukan hampir seratus jejak-jejak kaki Cretaceous Awal ini.
Diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports , Lockley percaya penemuan yang dijuluki batrachopus grandis ini bisa mengubah cara kita berpikir kita mengenai buaya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR