Intisari-Online.com – Sepeninggal Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022 yang lalu, maka takhta Kerajaan Inggris pun diserahkan kepada Pangeran Charles, yang mengambil nama Raja Charles III.
Penoboatan Raja Charles III pada Mei 2023 akan sedikit menyimpang dari penobatan masa lalu, termasuk unsur-unsur upacara kuno, tetapi tetap mencerminkan kepekaan modern.
Meskipun belum jelas apa artinya, bahwa raja akan dimahkotai, sesuai tradisi, dengan Mahkota St. Edward.
Namun, kemungkinan penampilan mahkota itu hanya sebentar, karena biasanya hanya digunakan pada saat penobatan itu sendiri.
Sebaliknya, ketika Raja Charles III muncul di balkon Istana Buckingham setelah upacara maka diharapkan dia akan mengenakan Mahkota Negara Kerajaan alias Imperial State Crown.
Terakhir terlibat bersama beberapa permata mahkota lainnya ketika melakukan perjalanan terakhir dengan Ratu Elizabeth II selama pemakaman kenegaraannya, Mahkota Kerajaan ini tetap menjadi simbol kerajaan yang berkilauan.
Mahkota Negara Kerajaan ini dipakai oleh mendiang Ratu Elizabeth II saat penobatannya pada tahun 1953, dan digunakan pada banyak kesempatan selama masa pemerintahannya.
Tetapi pada tahun 2016, dan untuk setiap Pembukaan Parlemen Negara setelahnya, bantal beludru ditempatkan tepat di sebelah Yang Mulia.
Mahkota itu beratnya hampir 1,36 kg dan sarat dengan 2.901 batu, beban yang terlalu berat untuk digunakan di kepala.
“Anda tidak bisa melihat ke bawah untuk membaca kertas pidato, Anda harus mengangkat kertas itu, karena jika Anda melakukannya, leher Anda akan patah, dan mahkota itu akan jatuh,” jerlas Ratu Elizabeth II dalam sebuah film dokumenter.
“Ada beberapa kelemahan pada mahkota, tetapi selain itu adalah hal yang cukup penting.”
Mahkota Negara Kerajaan tanpa diragukan lagi adalah hal yang cukup penting.
Hampir tiga ribu batu yang paling legendaris dalam sejarah, termasuk berlian Cullinan II, safir St. Edward (dikatakan pernah dipakai sebagai cincin Edward the Confessor), safir Stuart (dulu di bagian depan mahkota tetapi sekarang dipindahkan ke belakang), dan batu Ruby Pangeran Hitam.
Batu merah besar di tengah Mahkota Negara Kerajaan telah ada sejak mahkota itu dibayangkan kembali untuk Ratu Victoria pada tahun 1838.
Mahkota ini telah mengalami beberapa reinkarnsi sejak pemulihan monarki pada tahun 1660, melansir Town&Country.
Itu dikenal sebagai Rubu Pangeran Hitam (Black Prince’s Ruby), tetapi berupa spinel merah 170 karat.
Kadang-kadang disebut Great Imposter dan dikatakan telah dicuri pada tahun 1371 dari tubuh Sultan Grenada oleh Pedro the Cruel.
Edward dari Woodstock (Pangeran Hitam) menawarkan tempat tinggal bagi Don Pedro, lalu Don Pedro menawarkan Pangeran Hitam harta yang tak terhitung termasuk satu batu merah besar sebagai imbalannya.
Ruby Pangeran Hitam dikenakan di medan perang oleh Henry V di Agincourt, yang mungkin menyelamatkannya, karena ketika raja dipukul di kepala, dia tidak hanya selamat tetapi juga batunya.
Juga dikenakan Richard III di Pertempuran Bosworth, yang tidak membawa keberuntungan yagn sama.
Ada bukti bahwa itu menjadi bagian dari harta karun Henry VIII juga.
Tapi yang paling terkenal, itu adalah batu merah di atas berlian Cullinan II di Mahkota Negara Kerajaan.
Salah satu permata paling berharga di salah satu koleksi perhiasan paling berharga di dunia, batu ini terkadang dianggap membawa kutukan.
Pemerintahan Ratu Elizabeth II yang agung dan panjang memaksa mitos itu untuk dipertimbangkan kembali, meskipun setelah kematiannya, kemunculannya dalam upacara pemakaman resmi kerajaan memicu diskusi tentang kepemilikan sebenarnya dari berlian Cullinan.
Apakah kontroversi itu akan mengikuti Mahkota Kerajaan hingga penobatan Raja Charles III nanti, kita lihat saja.
Baca Juga: Raja Charles III Akan Dimahkotai pada Mei 2023; Inilah Asal-usul Ritual Kuno Kerajaan Inggris Itu
Baca Juga: Raja Baru, Rumah Baru, Masih Jadi Perdebatan Apakah Nama Keluarga Raja Charles III?
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari