Intisari-Online.com - Meski belum tentu akurat, nilai IQ kerap dianggap sebagai parameter kecerdasan seseorang. Dengan alasan itu, banyak orang berupaya mendapatkan nilai IQ yang tinggi. Namun, benarkah kita dapat menaikan nilai IQ kita?
Ide untuk meningkatkan kecerdasan selalu ada dari masa ke masa. Sebagian pakar meyakini bahwa bukan hal yang mustahil untuk meningkatkan nilai IQ sampai beberapa poin, baik melalui "olahraga otak" atau dengan bantuan "obat pintar".
Menurut Association for Psychological Science, kecerdasan dibagi dalam dua kategori: yang sifatnya cair dan mengkristal.
Kecerdasan cair adalah kemampuan untuk menalar dalam cara abstrak dan menyelesaikan masalah. Sementara kecerdasan yang mengkristal lebih terkait dengan keterampilan intelektual, atau kemampuan membaca dan komperhensi.
Meski kecerdasan mengkristal secara umum bertambah seiring dengan usia dan hal-hal baru yang kita pelajari, kecerdasan cair justru relatif stagnan.
Sejumlah ilmuwan berupaya mencari cara untuk meningkatkan kecerdasan cair dengan obat-obatan, yang disebut obat pintar. Misalnya saja obat modafinil, yang biasa dipakai untuk mengobati gangguan tidur. Obat itu ternyata juga berpengaruh pada kemampuan kognitif pada orang yang cukup istirahat.
Obat tersebut juga diketahui memiliki efek negatif sedikit, misalnya saja insomnia, sakit kepala, dan mual.
Walau demikian, modafinil dan obat lain hanya meningkatkan fungsi berpikir dalam jangka pendek. Mengonsumsi obat serupa tidak bisa meningkatkan kecerdasan secara umum.
Latihan otak
Memori kerja terkait dengan proses belajar kompleks, pemecahan masalah, dan kendali perhatian umum. Dengan demikian, secara alami meningkatnya kapasitas memori bisa meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan keterampilan belajar.
Paling tidak, hal itu yang dipercaya para ahli. Salah satu contoh, dalam studi tahun 2008 yang dimuat dalam jurnal PNAS disebutkan, melakukan latihan selama 10 jam untuk memori kerja bisa meningkatkan kecerdasan cair.
Selain itu, para partisipan dalam studi itu bukan hanya mengalami peningkatkan memori kerja, tetapi juga pada tugas-tugas lain yang tak terkait dengan kognitif. Hasil penelitian itu memang belum bisa disimpulkan.
Masih terbuka kemungkinan kelak ditemukan cara meningkatkan nilai IQ seseorang. Misalnya saja, anak-anak autisme yang mendapat bimbingan intensif dalam hal komunikasi, membaca, matematika, fungsi sosial, dan keterampilan bermain, mengalami peningkatan poin IQ.
(kompas.com)