Intisari-Online.com - Stadion Kanjuruhan mendadak menjadi pembicaraan. Tak hanya di Indonesia, bahkan sampai ke dunia internasional.
Hal itu dikarenakan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Bisa dibilang kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menjadi tragedi terburuk ke-2 dalam sepak bola dunia.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini bermula setelah pertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Pada saat itu, Arema kalah 2-3 dan hal itu memicu kemarahan suporter.
Setelah itu, ratusan suporter masuk ke lapangan dan pihak keamanan menembakkan gas air mata dengan tujuan untuk mengamankan situasi.
Siapa sangka pilihan menggunakan gas air mata itu justru memperparah kondisi.
Ratusan suporter berlarian menyelamatkan diri dari tembakan gas air mata. Hal ini menyebabkan mereka berdesak-desakkan hingga terinjak-injak.
Ratusan suporter terluka. Ada yang pingsan, muntah, hingga sesak napas.
Kini, penyelidikan tengah dibuka mengenai apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Padahal jika menengok ke belakang, stadion ini merupakan salah stadion terbaik milik Indonesia.
Diresmikan pada 9 Juni 2004 oleh Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Stadion Kanjuruhan sering digunakan tak hanya untuk pertandingan lokal, tapi juga internasional.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR