Pantas Sampai Dilirik AS, Ini Alasan Amerika Tertarik dengan PKI di Indonesia, Masalah Komunisme di Uni Soviet Ini Penyebabnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Bagaimana Perjuangan Warga dan Tentara Gali Sumur Tua Belasan Meter Tempat Pembuangan Jenderal Usai G30S/PKI di Lubang Buaya?
Bagaimana Perjuangan Warga dan Tentara Gali Sumur Tua Belasan Meter Tempat Pembuangan Jenderal Usai G30S/PKI di Lubang Buaya?

Intisari-online.com - Tepat pada hari ini, 30 September Indonesia memperingati peristiwa bersejarah yang dikenal dengan G 30S PKI.

Sebuah gerakan pemberontakan berdarah yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan membunuh beberapa jenderal militer Indonesia.

Sementara itu, insiden ini sering dikaitkan dengan campur tangan asing salah satunya ada keterlibatan Amerika di dalamnya.

Lantas apa alasan Amerika tertarik dengan gerakan komunisme di Indonesia?

Menukil dari berbagi sumber, alasan terkuatnya adalah pada saat terjadinya G 30S PKI, Amerika terlibat Perang Dingin dengan Uni Soviet.

Kekuatan Komunis dunia, dengan kekuatan nuklir yang bisa mengancam terjadinya perang nuklir, jika konflik pecah.

Perang Dingin ini mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika, salah satunya mempertahankan lingkuangannya dari pengaruh Komunisme.

Salah satu doktrin yang menonjol adalah doktrin Truman, dengan teori domino dan kebijakan penahanannya.

Teori domino berarti bahwa jika satu negara jatuh ke Komunisme, negara-negara lain di wilayah tersebut akan mengikuti.

Oleh karena itu, negara yang berhaluan kiri harus diamankan agar bahayanya dapat ditanggulangi, demikian pula kebijakan penahanan.

Pada tahun 1965, AS dan Uni Soviet juga melakukan perang proxy di Vietnam, yang mendapat tentangan keras dari akademisi dan generasi muda.

Sebuah surat yang tidak diklasifikasikan tertanggal 5 Agustus dari mantan menteri keuangan Sjafruddin Prawiranegara kepada mantan administrator USAID Edwin Fox mengungkapkan keyakinan mantan itu.

Mengatakan bahwa AS menang dan mengikuti satu-satunya jalan yang benar yang mengarah ke penahanan Komunisme agresif yang diperlukan.

Sjafruddin membenarkan perang dengan menyatakan bahwa itu adalah langkah pertahanan diri yang diperlukan melawan Komunisme yang agresif dan mirip ateisme.

Indonesia dianggap sebagai negara penting, karena PKI adalah partai Komunis terbesar ketiga dunia, setelah Uni Soviet dan China.

Ini mempertaruhkan seluruh Asia Tenggara, yang bisa membuatnya jatuh lebih dalam ke dalam Komunisme.

Sementara di sisi lain, Presiden Soekarno sedang berperang melawan imperialisme Barat, yang disebut dengan Nekolim.

Ini menimbulkan sentimen dan agak bermusuhan dengan AS.

Sehingga AS khawatir, bahkan beberapa kali mengamati Indonesia, sejak insiden G 30S PKI.

Sebuah surat tertanggal 21 Desember 1965, dari Kedutaan Besar AS di Jakarta, mencatat beberapa hal terjadi.

"Perubahan suasana, keramahan yang semakin hangat, dan pergantian yang fantastis" setelah gerakan 30 September.

Mengomentari pengambilalihan kantor berita negara Antara oleh Angkatan Darat, yang oleh kedutaan disebut sebagai "salah satu musuh kita yang paling pandai bicara dan berbahaya," laporan itu mengatakan bahwa, "Secara keseluruhan, angin segar bertiup."

Baca Juga: Perlakukan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Selayaknya Raja, Inilah Sebabnya Vietnam Tidak Bisa dan Tidak Akan Tinggalkan Rusia dan Akan Dukung Negara Itu

Artikel Terkait