Intisari-Online.com – Coba raba belakang telinga Anda, apakah ada benjolan di belakang telinga Anda, apakah itu mengkhawatirkan?
Benjolan di belakang telinga biasanya tidak berbahaya dan mudah diobati, juga tidak selalu tanda masalah serius atau jangka panjang.
Benjolan di belakang telinga biasanya terjadi karena pembengkakan kelenjar getah bening, infeksi, dan kondisi kulit lainnya.
Jarang terjadi, tumor terbentuk di belakang telinga.
Kalau pun itu tumor, kemungkinan adalah tumor jinak, seperti pada osteoma mastoid, atau mungkin kanker, seperti pada kasus kanker kelenjar parotis (air liur).
Benjolan di belakang telinga bisa berkembang di mana saja antara bagian atas telinga hingga ke lobus.
Tergantung pada penyebabnya, benjolan berukuran kecil hingga sedang ini kemungkinan terasa lunak atau keras.
Meskipun terasa lunak atau nyeri, beberapa benjolan tidak menyebabkan ketidaknyamanan.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab benjolan di belakang telinga, melansir dari verywellhealth.
1. Infeksi umum
Anda mungkin merasakan benjolan di belakang telinga saat sakit.
Jika Anda terkena radang tenggorokan atau infeksi telinga, kelenjar getah bening di belakang telinga bisa jadi bengkak dan meradang.
Infeksi lain yang juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, seperti:
- gigi yang mengalami abses atau impaksi,
- penyakit gusi,
- influenza atau infeksi saluran pernapasan lainnya,
- penyakit lyme (penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dibawa oleh kutu)
- Mononukleosis (infeksi yang disebabkan oleh virus herpes)
- Herpes oral (infeksi virus herpes simpleks)
- Infeksi menular seksual (IMS)
- Tonsilitis (radang amandel di belakang tenggorokan)
2. Infeksi kulit
Infeksi kulit juga bisa jadi penyebab pembengkakan kelenjar getah bening.
Seperti kulit yang terinfeksi dapat menyebabkan pertumbuhan yang disebut abses, terlihat seperti jerawat besar.
Mastoiditis, infeksi bakteri yang mempengaruhi tulang mastoid di belakang telinga, juga dapat menyebabkan benjolan di belakang telinga.
Kondisi ini biasanya disebabkan karena infeksi telinga tengah yang tidak diobati sehingga menyebar ke tulang mastoid.
Gejala mastoiditis lainnya, seperti: drainase telinga, sakit telinga, demam, sakit kepala, kemerahan di sekitar telinga, dan gangguan pendengaran.
3. Keloid
Mungkin saja Anda mengalami benjolan di belakang telinga setelah penindikan telinga.
Meski tidak umu, tetapi benjolan yang disebut keloid ini, terjadi pada sekitar 2,5% kasus tindik telinga.
Pada dasarnya, ini merupakan bekas luka yang tumbuh di luar tempat tindik atau luka, tetapi kemungkinan sulit diobati karena keloid memiliki kecenderungan untuk tumbuh kembali bahkan setelah diangkat melalui pembedahan.
4. Jerawat
Jerawat merupakan kondisi kulit umum yang menghasilkan jerawat, sering kali karena perubahan hormonal.
Jerawat bisa saja muncul di banyak bagian tubuh, tetapi wajah adalah tempat yang paling umum, meskipun jerawat juga bisa muncul di belakang telinga.
Krim jerawat dan pencuci muka yang dijual bebas dapat membantu mengatasi jerawat ringan.
Jerawat yang lebih parah memerlukan obat resep.
Jerawat juga bisa terinfeksi, untuk itu cobalah untuk tidak menggaruk atau menyentuh jerawat untuk mengurangi kemungkinan infeksi.
5. Lipoma
Lipoma merupakan jenis pertumbuhan kulit.
Benjolan lemak jaringan tidak keras dan dapat dipindahkan di bawah kulit, terbentuk di berbagai bagian tubuh, termasuk di belakang telinga.
Lipoma tidak berbahaya tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Anda tidak perlu merawat lipoma kecuali jika itu menggangu, tetapi Anda dapat menghilangkannya.
6. Kista
Kista terdiri dari sel-sel kulit mati dan minyak, yang akan terasa lembut saat disentuh dan sering hilang dengan sendirinya.
Kista biasanya tidak menyakitkan kecuali jika terinfeksi, dan bila ini terjadi maka antibiotik mungkin diperlukan.
Jika kista menyebabkan ketidaknyamanan atau kemungkinan menyebabkan masalah karena letaknya, mungkin itu perlu diangkat.
7. Tumor jinak atau ganas
Benjolan di belakang telinga juga bisa berupa tumor yang tidak berbahaya (jinak) atau kanker (ganas).
Misalnya, tidak umum benjolan di belakang telinga dikaitkan dengan limfoma.
Sebagian besar benjolan yang disebabkan oleh kanker nasofaring ditemukan di bagian belakang leher meskipun gejala telinga lainnya mungkin terlihat.
Jika Anda memiliki benjolan di belakang telinga dan layanan kesehatan Anda mengatakan ingin menyingkirkan kanker itu, maka mereka biasanya melalukan biopsi, prosedur yang melibatkan pengambilan sampel jaringan untuk memeriksanya lebih dekat.
Benjolan yang bersifat kanker memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari benjolan yang tidak berbahaya.
Benjolan ganas, biasanya: tetap di tempat, bentuknya tidak rata atau tidak beraturan, dan terasa keras.
Rasa sakit dan ketidaknyamanan belum tentu indikator tumor ganas.
Beberapa benjolan yang tidak berbahaya juga bisa menimbulkan rasa sakit, sementara beberapa benjolan ganas juga bisa tidak menimbulkan rasa sakit.
Kapan harus ke dokter
Jika Anda menemukan benjolan di belakang telinga, mungkin Anda bertanya, kapan perlu ke dokter.
Meskipun sebagian besar benjolan di belakang telinga tidak serius, tetapi ada beberapa kasus Anda harus memeriksakan diri ke dokter, yaitu apabila: muncul entah dari mana, disertai gejala lain, dan menyakitkan atau menyebabkan ketidaknyamanan.
Jika benjolan di belakang telinga terjadi karena pembengkakan kelenjar getah bening, temui dokter apabila:
- bengkak, merah, dan nyeri.
- terasa keras
- jika membesar atau tidak mengecil setelah beberapa minggu
- memiliki gejala lain yang tidak dapat dijelaskan seperti demam, keringat malam, atau penurunan berat badan.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari