Intisari-online.com - Operasi militer yang dilakukan Rusia ke Ukraina telah membuat negara Barat bereaksi.
Salah satu reaksi yang dilakukan oleh Barat, adalah menjatuhkan sanksi ekonomi pada negeri tirai besi itu.
Meski telah dihajar oleh sanksi ekonomi bertubi-tubi oleh Barat, nyatanya Rusia tidak tumbang.
Justru sebaliknya, ini justru membuat Barat makin ketar-ketir berurusan dengan Rusia.
Memiliki pasar energi baru akan sangat membantu Rusia dalam perang ekonomi-politik melawan Barat.
Pasar energi baru akan memberikan kontribusi untuk memberi Rusia keuntungan besar dalam perang ekonomi-politik melawan Barat.
Komentar di atas dibuat oleh jurnalis Inggris Anthony Ashkenaz di Daily Express.
Setelah Amerika Serikat dan sekutu Eropanya memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia, pasokan minyak dan gas Rusia ke Barat hampir sepenuhnya dihentikan.
Pada titik ini, Rusia melihat ke negara-negara Asia seperti China dan India, yang dipandang sebagai sekutu yang sangat penting dalam hal membeli energi Rusia dalam jumlah yang semakin besar.
Menurut jurnalis Anthony Ashkenaz, dalam waktu dekat, Federasi Rusia kemungkinan akan memiliki sekutu lain yang sangat kuat.
Ini akan memberi Moskow keuntungan penting dalam perang melawan Barat.
"Brasil dapat bergabung dengan India dan China dengan mulai membeli minyak Rusia dengan harga diskon, yang jelas merupakan kabar baik bagi Kremlin, yang sudah ingin membekukan pasokan energi untuk Eropa," tulis artikel dalam publikasi Inggris.
Pengenaan sanksi oleh AS dan sekutu Eropanya terhadap Rusia dengan tujuan akhir untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi, sehingga membuat suara Moskow tidak lagi berbobot di meja perundingan.
Tetapi Barat tidak mengantisipasi prospek Rusia tanpa ragu-ragu, segera mencari pelanggan baru untuk sumber dayanya, sambil mengurangi pasokan minyak dan gas ke Eropa.
Anehnya, ternyata negara-negara Uni Eropa tidak siap dengan skenario seperti itu, kawasan ini menghadapi krisis energi akut, yang berdampak negatif pada ekonomi ekonomi Uni Eropa.
Dalam konteks peningkatan tajam ekspor minyak Moskow ke China dan India, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengejutkannya dengan mengumumkan kesiapannya untuk menandatangani perjanjian impor energi Rusia.
Pemimpin Brasil Bolsonaro mengatakan bahwa persahabatannya dengan Presiden Putin memberi negaranya akses ke energi dan pupuk Rusia, dua faktor yang penting bagi sektor pertanian dan industri Brasil.
Dengan demikian, Moskow tidak hanya mengimbangi kerusakan akibat sanksi AS dan UE, tetapi juga dapat terus menekan lawan-lawannya.
Namun, ada juga peringatan bahwa Rusia tidak boleh terlalu cepat bergembira.
Karena AS dan Uni Eropa pasti akan menekan Brasil, dan tidak menutup kemungkinan bahwa negara Amerika Selatan ini harus mengubah posisinya.