Pantas Bikin Amerika dan Sekutu Panas Dingin, Kini China Blak-blakan Bela Rusia Setelah Hampir 7 Bulan Diam Tak Berkutik, Benarkah Siap Bertempur Bersama Rusia?

Mentari DP

Editor

Sikap China atas perang Rusia dan Ukraina.
Sikap China atas perang Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - Ketika perang Rusia dan Ukraina terjadi, banyak negara yang penasaran bagaimana sikap China.

Hal ini dikarenakan China merupakan sekutu terkuat Rusia.

Jika sampai China ikut terlibat dalam perang Rusia dan Ukraina, maka itu akan membahayakan dunia.

Namun hampir 7 bulan perang terjadi, China tidak melakukan apa-apa.

Tapi kini dilaporkan China mulai blak-blakan menyampaikan sikapnya atas sanksi Barat ke Rusia.

Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (13/9/2022),Li Zhanshu, Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China mengajukan proposal selama pertemuan dengan anggota parlemen Rusia di Moskow pada pekan lalu.

Li dianggap sebagai salah satu sekutu terdekat Presiden China Xi Jinping.

Di mana dia telah bekerja dengannya selama beberapa dekade, dan berada di peringkat ketiga dalam hierarki Partai KomunisChina.

Kantor Berita resmi Xinhua mengatakan bahwa Li telah mendesak kerja sama yang lebih besar dalam "berjuang melawan campur tangan eksternal, sanksi dan yurisdiksi lengan panjang" selama pertemuan Kamis lalu.

Dia juga mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Forum Ekonomi Timur di Vladivostok menjelang pertemuan yang diharapkan antara Putin dan Xi Jinping pada pertemuan regional di Uzbekistan.

Sikap China ini terjadi ketika mereka melihatRusia menghadapi kemunduran "operasi militer khusus" di Ukraina.

Dapat dilihat bahwa pasukan Ukraina unggul dalam beberapa pekan terakhir.

Sikap China mungkin merupakan balas atas sikap Rusia yang mendukung kritik China terhadap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan bulan lalu.

China memangmenganggap Taiwan bagian dari wilayahnya sendiri sebagai bagian dari kebijakan "satu China".

Oleh karenanya, mereka berpendapat bahwa kunjungan itu adalah provokasi yang disengaja.

"Li berterima kasih kepada pihak Rusia karena dengan tegas mendukung China dalam masalah Taiwan," ucap Li.

Rusia juga mendukung China atas kritik termasuk di PBB atas pemenjaraannya terhadap Uighur dan minoritas Muslim lainnya di provinsi Xinjiang.

Kini, bisa dilihat bahwa Rusia dan Chinasemakin menyelaraskan kebijakan luar negeri mereka untuk menentang Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat lainnya.

China memangtelah menolak untuk mengkritik invasiRusia ke Ukraina.

Mereka malah menuduh AS dan NATO memprovokasi konflik. Sebab menurut Putin, Ukraina masihlan bagian sejarah dari Rusia.

China juga kritis terhadap sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia oleh Barat.

Namun,memang Chinabelum memberikan bantuan militer atau keuangan apa pun yang dapat memicu tindakan hukum dariAS.

Tapi Rusia dan China akan mengadakan latihan militer di timur negara dalam waktu dekat.

Baca Juga: Pantas Vladimir Putin Tetap Tenang Meski Digertak Seisi Dunia, Tak Disangka Rusia Punya Senjata Paling Mengerikan di Dunia, Diklaim Bisa'Menguapkan Tubuh Manusia'

Artikel Terkait