Intisari-Online.com - Nama Bjorka belakangan tengah menjadi perbincangan lantaran aksinya meretas sejumlah situs lembaga negara dan mengaku telah mencuri sejumlah data penting.
Menyusul hebohnya aksi Bjorka, kini pemerintah Indonesia bahkan diketahui telah membentuk tim khusus untuk membendung aksi peretasan sosok hacker tersebut.
Identitas hacker Bjorka belum benar-benar terungkap, meski baru-baru ini Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dilaporkan mengamankan pemuda yang diduga merupakan sosok hacker tersebut.
Di tengah kehebohan hacker Bjorka, kini terseret nama pakar keamanan teknologi informasi ternama, Jim Geovedi.
Sosok Jim Geovedi dituding memiliki hubungan pertemanan atau rekan kerja dengan hacker Bjorka.
Nama Jim Geovedi pun mendadak trending topik di Twitter pada Kamis, 15 September 2022.
Hal itu bermula saat netizen menganggap Jim Geovedi tutup mulut di tengah aksi Bjorka yang menghebohkan Indonesia.
Bukan tanpa alasan tanggapan Joe Geovedi dinantikan publik, hingga ketika ia tak bersuara terkait kasus Bjorka namanya pun disebut-sebut.
Rupanya, sosok Jim Geovedi merupakan nama 'besar' dalam bidang keamanan teknologi informasi.
Sosok Jim Geovedi diketahui pernah bikin China ketar-ketir, bahkan kemampuannya 'ngehack' dibongkar media asing.
Jim Geovedi adalah pria berusia 43 tahun yang lahir pada 28 Juni 1979 di Bandar Lampung, Lampung.
Ia diketahui tinggal di Inggris demi menekuni pekerjaannya sebagai ahli komputer.
Jim Geovedi berprofesi sebagai seorang pakar keamanan teknologi informasi ternama asal Indonesia yang berfokus pada penemuan celah keamanan komputer dan jaringan dengan kekhususan sistem telekomunikasi maupun satelit.
Sebelum terkenal sebagai ahli komputer, Jim Geovedi diketahui pernah menjalani kehidupan jalanan yang keras di Bandar Lampung sebagai seniman grafis setelah lulus SMA pada tahun 1998-1999.
Kemudian, Jim Geovedi diperkenalkan oleh seorang pendeta dengan komputer dan internet.
Sejak saat itu, ia mulai belajar secara otodidak dan menelusuri ruang obrolan para peretas ternama dunia.
Tahun 2001, Geovedi mendirikan C2PRO Consulting, perusahaan konsultan TI umum untuk lembaga pemerintahan.
Ia mendirikan dan mengoperasikan perusahaan konsultan keamanan TI Bellua Asia Pacific pada tahun 2004, yang kemudian berubah nama menjadi Xynexis International.
Tak hanya itu, ia pun mendirikan perusahaan jasa keamanan Noosc Global pada tahun yang sama.
Ketika sistem telekomunikasi nirkabel baru masuk Indonesia tahun 2003, Geovedi sudah diminta menjadi pembicara di Kuala Lumpur tentang bahaya sistem tersebut.
Pada tahun 2004, ia diminta Komisi Pemilihan Umum untuk mencari tahu pelaku penjebol pusat data penghitungan suara pemilu dan berhasil.
Salah satu sepak terjangnya yang tak main-main dalam dunia peretasan yaitu terkait dengan dua satelit Indonesia dan China.
Jim Geovedi mengaku pernah meretas dua satelit Indonesia dan Cina milik para kliennya.
Tetapi bukan dalam ranah kejahatan, saat itu ia diminta memang diminta menguji sistem keamanan kontrol satelit dan melihat adanya kemungkinan untuk menggeser atau mengubah rotasinya.
Ia pun sempat berhasil menggeser orbit satelit Cina, bahkan hal ini membuat kliennya panik karena agak sulit mengembalikan orbit suatu satelit meski dengan bahan bakar ekstra, satelit tersebut akhirnya berhasil dikembalikan ke jalurnya.
Tetapi untuk satelit Indonesia, Geovedi mengaku hanya mengubah rotasinya saja.
Saat ini ia menetap di London dan sering diwawancarai tentang sistem keamanan satelit, keamanan perbankan, dan penegakan hukum.
Salah satunya, ia pernah diwawancarai Deutsche Welle yang kemudian 'membongkar' rahasia kemampuannya.
Dalam wawancara tersebut, Jim Geovedi mengatakan bahwa dengan kemampuannya, ia bisa mengendalikan jaringan Internet di seluruh Indonesia.
Bukan hanya itu saja, ia pun mengatakan dirinya dapat mengamati lalu lintas data yang keluar masuk, dan memodifikasi semua transaksi keuangan. Namun, ia mengaku bahwa ia tidak tertarik melakukannya.
Memiliki nama besar dalam bidang keamanan teknologi informasi, media asing sering menyebutnya sebagai contoh orang-orang yang terkenal di industri IT dengan mengandalkan otaknya saja tanpa gelar akademik.
(*)