Intisari-Online.com - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan sedang sekarat karena sakit.
Sebelumnya, berita kematiannya telah beredar beberapa hari lalu.
Kemudian dikonfirmasi bahwa Ayatollah Ali Khamenei sakit parah dan diketahui menderita kanker stadium akhir.
Jika terjadi sesuatu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, maka itu dapat menyebabkan runtuhnya rezim Ayatollah di Timur Tengah.
Kenapa?
Dilansir dari express.co.uk pada Senin (12/9/2022), putra Ali Khamenei, Mojtaba Khamenei, disebut secara teknis tidak dapat mewarisi posisi Pemimpin Tertinggi Iran dari ayahnya.
Ini karena dia bukan seorang Ayatollah.
Oleh karena itu, selama beberapa bulan terakhir, gelar di belakangnya dipercepat ketika kesehatan ayahnya yang memburuk.
Namun para ahli memperingatkan bahwa langkah ini kemungkinan akan ditentang oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi yang dijanjikan posisi Pemimpin Tertinggi.
Catherine Perez-Shakdam dari Henry Jackson Society, seorang ahli Timur Tengah, mengatakan bahwa pertikaian berikutnya dapat menyebabkan seluruh rezim “meledak.”
Runtuhnya rezim akan berdampak besar pada urusan internasional dengan program nuklir Iran yang masih belum terselesaikan sejak Donald Trump menarik AS dari kesepakatan beberapa tahun lalu.
Padahal menurut jejak pendapat yang dilakukan oleh Institut Demokrasi, Iran dianggap oleh pemilih Amerika Serikat (AS) sebagai ancaman terbesar kedua ke AS dengan 18%.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR