Intisari-Online.com-Kucing di dunia Mesir Kuno, awalnya diadopsi sebagai hewan pemangsa yang berguna bagi kehidupan.
Namun merekasecara bertahap menjadi simbol keilahian serta perlindungan.
Tak hanya itu, kucing juga dimanfaatkan untukmengusir tikus, ular, dan hama lainnya dari rumah.
Orang-orangMesir kunomemahami bahwa semua kucing pada dasarnya cerdas, cepat, dan kuat.
Menurut Museum Kucing di San Francisco, yang paling terkenal dari dewa-dewa kucing yakniBastet.
Selain itu ada jugadewi Sekhmet, dewi berkepala singa yang jugadewi prajurit serta dewi penyembuh.
Namun sebelum keberadaan mereka berdua, ada dewa kucing yang mendahuluinya, yakni Mafdet si dewa kucing pertama.
Mafdet adalah dewi keadilan hukum, dan juga pelindung dari kalajengking serta ular.
Sebuah vas batu yang ditemukan di sebuah makam di Abydos, menunjukkan representasi Mafdet sebagai kucing besar, kemungkinan ia adalah seekor cheetah.
Dengan semua kucing suci itu,tidak mengherankan jika orang Mesir kuno terobsesi dengan kucing dan banyak yang memeliharanya.
Tak hanya kucing kecil biasa, namun juga keluarga kucing besar.
Bangsawan dan kelompok elit Mesir Kuno pada waktu itu juga memelihara kucing besar.
Mereka memeliharasinga atau cheetah dari Sudan, sebagai hewan peliharaan rumah.
Cheetah lebih cocok untuk dipelihara di dalam ruangan daripada singa.
Hewan ini umumnya bersifat ramah dan tidak terlalu takut manusia.
Cheetah tidak hanya dipelihara begitu saja sebagai hewan peliharaan, bahkan jika pemiliknya meninggal dunia, hewan ini juga akan dikuburkan berdua bersama.
Hal itu dilakukan karena kemampuan lari hewan cheetah yang cepat diperkirakan akan mampu mengantarkan roh orang mati lebih cepat ke alam baka.
Orang Mesir menjinakkan dan melatih cheetah untuk berburu, serta memeliharanya sebagai hewan peliharaan yang eksotis.
Baca Juga: Bani Israel Mati-matian Diperbudak Firaun Ramses, Memangnya Seberapa Berbahayakah Pemikiran Yahudi?
(*)