Intisari-Online.com -Bagi mereka yang kepingin belajar ilmu strategi, nama Carl von Clausewitz tak bisa dikesampingkan. Namanya begitu berpengaruh, terlebih di dunia Barat. Bukunya On War menjadi dsar pemikiran bagi banyak ahli strategi. Yuk belajar ilmu strategi dari Sang Jenderal Prussia.
Laki-laki dengan nama lengkap Carl Philipp Gottfried von Clausewitz ini adalah seorang perwira militer aktif yang pernah bertugas di beberapa medan tempur. Berbeda dengan Sun Tzu yang amat filosofis, Clausewitz dalam bukunya terlihat lebih praktis dan mekanis, meski terdapat sisi filosofisnya juga.
“Perang sebenarnya adalah sebuah duel antara beberapa pihak dalam skala yang ekstensif. Oleh karenanya, perang ditujukan untuk membuat lawan mengikuti kehendak kita. Perang adalah kelanjutan dari kebijakan suatu pihak (adagium ke-24 Clausewitz: Perang adalah diplomasi dengan cara lain),” tulis von Clausewitz.
Jenderal kelahiran Burg bei Magdeburg, Prussia, 1 Juli 1780 ini memandang, perang adalah penggunaan kekerasan untuk membuat lawan mengikuti kehendak kita. Kekerasan hanyalah sebuah cara untuk memperoleh kepentingan dan melucuti senjata musuh agar ia tidak bisa lagi melawan adalah tujuan dari sebuah perang. Ia menyebut hasil dalam peperangan tidaklah absolut, dalam arti bahwa kekalahan maupun kemenangan bisa jadi hanyalah kejadian sementara.
Clausewitz juga menilai bahwa penghancuran total bukanlah cara yang tepat untuk memenangkan peperangan. Ia mencontohkan kasus perang tahun 1814, bagaimana pengambilalihan wilayah musuh adalah salah satu cara efektif. Andai saja saat itu salah satu pihak menghancurkan kota musuh dengan amat destruktif, maka hilang pula nilai kota yang direbut tersebut bagi musuh dan bagi pemenang perang.
Dalam pandangan para pemikir, yang dimaksud Clausewitz disini adalah membuat musuh menyerah dengan cara menyerangnya dari sisi yang amat ditakutinya. Hal ini merupakan teori Clausewitz yang dikenal dengan sebutan “Center of Gravity”. “Ketika musuh terlalu bergantung pada sesuatu, maka serang ia pada titik itu, dan ia akan kehilangan pegangan serta menyerah,” lanjutnya.
Kekerasan dan pertumpahan darah merupakan elemen paling penting dalam sebuah peperangan. Dalam menyusun strategi perang, pihak yang tidak melakukan hal tersebut berarti justru telah menciptakan kekalahannya sendiri.(Fery Setiawan/Angkasa.co.id)