Intisari-Online.com -Gagalnya sebuah aksi kejahatan biasanya dipicu oleh sesuatu yang mengharukan dan menyentuh hati. Tidak dengan kejadian di kota Chrischurc, Aukland, Selandia Baru ini. Seseorang laki-laki bersenjata gagal merampok sebuah kedai kebab di kota itu karena merasa tak dianggap, merasa “dicuekin”.
Adalah si penjaga kedai kebab bernama Said Ahmed. Ia didaulat sebagai pahlawan ketika dia tetap melayani pelanggannya meski ditodong seorang perampok. Keberanian Ahmed yang terekam kamera CCTV dan segera menjadi viral setelah tersebar di dunia maya.
Dalam rekaman CCTV yang dirilis kepolisian Canterbury itu terlihat sang perampok menggoyangkan tas di depan wajah Said, sementara tangannya yang lain menodong pistol ke arah Pak Kasir tersebut. Meski ditodong, Said malah terlihat tak peduli dan tak mengindahkan keinginan pria itu yang meminta dia memasukkan uang ke dalam tas yang dibawanya.
Laki-laki keturunan Mesir itu tetap mengerjakan kebab pesanan seorang pelanggan dan ekmudian memunggungi si perampok saat mengambil peralatan plastik dan selembar kain lap. Said kemudian dengan tenang menyerahkan kebab pesanan itu melewati tangan si perampok. Si pelanggan yang terlihat ketakutan menerima pesanannya dan langsung meninggalkan kedai itu.
Saat Said berjalan kembali ke dapur, si laki-laki bersenjata hanya berdiri beberapa saat di depan meja couter, dan terlihat kebingungan. Ia kemudian mengambil kembali tasnya dan meninggalkan kedai kebab tersebut dengan tangan kosong.Simak video berikut:
Rekaman insiden yang terjadi pada 28 Mei itu kemudian diunggah ke internet dan sudah ditonton lebih dari 140.000 kali. Beberapa penonton bahkan menjuluki Said sebagai “pemilik kedai paling dingin yang pernah ada”.
Menurut Said, si perampok sempat meminta sejumlah uang malam itu. Namun, kata Said, pikirannya tertuju kepada seorang pelanggan yang sudah memesan makanan. “Ia tidak membuat saya takut dan nampaknya terkejut dengan reaksi saya,” kata Said kepasa Fairfax New Zealand. “Saya yakin dia tidak akan menembak saya. Dia datang untuk merampok bukan untuk membunuh.”
Bagi Ahmed yang pindah ke Selandia Baru 20 tahun lalu, perampokan yang gagal itu adalah insiden percobaan perampokan pertama yang dialaminya selama 15 tahun mengelola kedai kebab. “Saat dia pergi barulah jantung saya berdegup sangat kencang. Terima kasih Tuhan sudah melindungi saya,” ujar Said kepada harian New Zealand Herald.
Laki-laki berusia 55 tahun itu mengatakan, sejak peristiwa itu dia kini menutup kedainya lebih awal dan menasihati anak-anaknya agar menjadi pemberani karena hidup bisa berubah dalam beberapa detik. Kepolisian Canterbury kini sedang memburu si perampok yang gagal menakuti sang pemilik kedai kebab itu.(Kompas.com)