Saat Kasus Pembunuhan Brigadir J Sedang Panas-Panasnya, Media Asing Malah Soroti Kasus Mutilasi Oleh Tentara Indonesia, Sampai Berani Bongkar Identitas di 'Belakang Layar' Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

ilustrasi. Militer Indonesia.
ilustrasi. Militer Indonesia.

Intisari-online.com - Saat Indonesia digemparkan dengan kasus pembunuhan Brigadir J, ternyata kasus lain di Indonesia ini menjadi perhatian media luar negeri.

Kasus tersebut, lagi-lagi melibatkan petugas berseragam di Indonesia, oleh aparat militer di Indonesia.

Mengutip media Prancis France 24, dan media Vietnam 24h.com.vn, enam tentara Indonesia telah ditangkap atas pembunuhan tersebut.

Semua bermula dari, orang-orang di sebuah desa di Indonesia ngeri ketika mereka menemukan 6 karung di sungai berisi bagian tubuh manusia.

Pasukan keamanan Indonesia mengatakan pada hari Selasa (3/8) bahwa mereka telah menangkap enam tentara elit.

Mereka dituduh terlibat dalam pembunuhan empat orang asli Papua dan pemotongan tubuh.

Pada 26 Agustus, warga Desa Iwaka, Kabupaten Mimik, Provinsi Papua Tengah, dikejutkan oleh empat karung berisi mayat manusia tanpa kepala dan kaki yang dibuang di sungai desa.

Dua karung lain ditemukan di dekatnya, berisi bagian tubuh yang hilang dari empat korban, termasuk kepala dan kaki.

Polisi Indonesia mengidentifikasi empat korban sebagai penduduk distrik tetangga Nduga.

Kelompok berempat ini konon menyewa sebuah truk dan pergi menemui sosok misterius untuk membeli sebuah AK-47 dan senjata lainnya seharga total 250 juta rupiah.

Para tersangka berpura-pura bersedia menjual senjata untuk memikat para korban pada 22 Agustus, hari di mana kejahatan itu diduga terjadi.

Polisi juga mengatakan bahwa bagian tubuh keempat orang ini dimasukkan ke dalam karung, diisi dengan batu dan kemudian dibuang ke sungai.

Baca Juga: Kisah Gila Tentara dari Negara Tetangga Indonesia Ini, Diam-Diam Nekat Menyelinap Ke Perang Ukraina Tanpa Ketahuan, Namun Malah Berakhir Tragis Seperti Ini

Letnan Kolonel Herman Taryaman, juru bicara tentara provinsi Papua, mengatakan para korban diduga anggota kelompok separatis bersenjata.

"Empat korban dengan cepat mencari senjata dan amunisi di Mimika," kata Letnan Kolonel Taryaman.

Ahmad Musthofa Kamal, juru bicara kepolisian provinsi Papua, mengatakan pelaku juga membakar truk dan mengambil uang yang digunakan keempat korban untuk membeli senjata.

Polisi Indonesia telah menangkap tiga warga sipil sehubungan dengan kematian empat orang asli Papua.

Setelah menanyai para tersangka ini, polisi Indonesia menangkap enam tentara elit lagi, menurut Kamal.

Para tersangka sipil mengatakan bahwa tentara "terlibat langsung" dalam pembunuhan dan pemotongan para korban, yang diyakini berafiliasi dengan kelompok pemberontak di daerah Nduga.

Penyidik ​​militer sedang memeriksa enam tentara, yang ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap oleh polisi militer pada hari Senin (29/8), pejabat militer Chandra W. Sukotjo mengatakan.

Teguh Muji Angkasa, seorang perwira senior militer di Papua, mengatakan kepada wartawan di Jayapura pada hari Senin bahwa tentara berkoordinasi dengan polisi dalam penyelidikan.

Sebby Sambom, juru bicara separatis Tentara Pembebasan Papua Barat, meminta Presiden Indonesia Joko Widodo untuk mengadili para pelanggar di pengadilan umum dan "menghukum mereka dengan hukuman mati." .

Mayor Jenderal Teguh Muji Angkasa, Panglima Angkatan Darat Provinsi Papua, mengatakan kepada media, "Kami berkomitmen untuk mematuhi hukum."

"Jika ada prajurit kami yang melakukan kejahatan, tentara tidak akan memberikan keringanan hukuman apapun," katanya.

Menurut AP, konflik antara penduduk asli Papua dengan aparat keamanan Indonesia sering terjadi di wilayah Papua, di mana terdapat perbedaan suku dan budaya dengan wilayah Indonesia lainnya.

Wilayah Papua dimasukkan ke dalam Indonesia pada tahun 1969.

Sejak saat itu, wilayah tersebut dibagi menjadi dua provinsi, Papua dan Papua Barat.

Artikel Terkait