Intisari-Online.com -Benar kata para pemuka agama, hidup dan mati itu urusan Tuhan Sang Maha Pembuat Hidup dan Penentu Mati. Sekeras apa pun upaya yang kita lakukan untuk membunuh seseorang, tapi jika Tuhan belum berkehendak, sia-sialah. Lima orang ini, secara ajaib lolos dari kematian, yang jika dinalar tidak mungkin bisa dihindari.
Eric Nerhus, bertahan hidup setelah diterkam hiu putih
Hiu putih alias Great White Shark merupakan salah satu predator paling ditakuti di dunia. Eric Nerhus tengah mencari tuna di laut dalam Australia ketika tiba-tiba diserang seekor hiu putih dengan panjang 10 kaki. Dalam satu gigitan, hiu itu berhasil menelan seluruh kepada dan tubuhnya, mematahkan hidungnya, dan mengonyak bajunya selamnya.
Tak lama kemudian, hiu itu kembali menggigitnya, meninggalkan luka cukup dalam di kepala, dada, dan punggung. Dalam upaya melarikan diri, ia mencoba melemparkan pukulan ke punggung hiu tersebut. Dengan sisa-sisa tenaganya, Nerhus terus mendaratkan pukulan kepada hiu ganas itu. Tak hanya dengan tangan, tapi lutut. Dan Nerhus pun lolos dari maut. Foto: Smh.com.au
Roy C. Sullivan, bertahan dari tidak hanya satu tapi tujuh sambaran petir
Cerita Roy C. Sullivan, yang punya julukan “The Human Lightning Conductor”, sepertinya pantas difilmkan. Bagaimana tidak, ia memiliki kekuatan laiknya superhero dalam film-film bikinan DC Comic atau Marvell. Sebagai pekerja di Shenandoah National Park di Virginia, Roy setidaknya pernah tujuh kali disambar petir.
Sambaran pertama: Pada 1942, ketika hendak berlindung dari badai di sebuah menara, menari itu justru disambar petir dan akhirnya kebakaran. Roy pun melarikan diri keluar untuk “bertarung” dengan sambaran pertama yang mengenai dirinya. Hasilnya: Roy 1, petir 0.
Sambaran kedua: 27 tahun kemudian, ia sedang mengedarai mobil untuk urusan bisnis. Di tengah jalan, petir menyambar pohon dan roboh mengenai mobilnya. Ia tak sadarkan diri dan alisnya terbakar, tapi sekali lagi, ia menang melawan petir. Skor: Roy 2, petir 0.
Sambaran ketiga: Belum ada setahun dari disambar petir kedua, kali ini harus berhadapan kembali dengan petir ketika berdiri di depan rumahnya. Kali ini petir menghantam transformator daya dan memantul ke bahu kirinya, membakarnya. Travo transformatornya memang mati, tapi tidak dengan Roy. Skor: Roy 3, petir 0.
Sambaran keempat: Pada 1972, saat bekerja sebagai pengawas taman di Shenandoah, Roy kembali disambar petir. Kali ini rambutnya menyala karena terbakar, dan ia pun berlari ke kamar mandi. Meskipun ia tidak menderita fisik Roy mulai berpikir bahwa alam mulai bersekongkol melawannya.
Ia mulai menjalani hidup sebagai paranoid bahwa ada “kekuatan gelap” yang keluar untuk memburunya. Ia akan gemetar ketakutan ketika suara guntur datang. Terlepas dari itu, Roy masih semakin unggul atas petir. Skor: Roy 4, petir 0.
Sambaran kelima: Dalam kondisi paranoid, ia selalu membawa seember air ke mana pun ia pergi. Tapi alam sepertinya punya cara sendirinya untuk menjaili Roy. Ketika berpatroli di taman pada Agustus 1973, ia melihat awan menggumpal, ia pun lari menghindar dengan mobilnya. Tapi dari kaca spion terlihat jelas bahwa awan itu seperti mengikuti Roy. Sekeluar Roy dari kendaraannya, petir itu kembali menyerangnya. Kembali rambutnya terbakar. Tapi petir itu tetap tak bisa menaklukannya. Skor: Roy 5, petir 0.
Sambaran keenam: Pada Juni 1976, Roy kembali diikuti oleh gumpalan awan hitam dan mengirimkan petir untuknya untuk kali keenam. Tapi ia tetap seha wal afiat. Skor: Roy 6, petir 0.
Sambaran ketujuh: Pada 1977, Roy sedang memancaing ketika petir menyambar kepalanya lagi. Tak hanya rambut, kali ini api menjalar ke bagian bawah tubuhnya, dada dan perutnya. Dan ini dicatat menjadi yang terakhir Roy disambar petir, dengan kemenangan telak untuknya. Skor akhir: Roy 7, petir 0.(Whosthebomb.com)