Punya Status Mentereng Sebagi Mantan Presiden Amerika Serikat, Pantas Agen FBI Berani Nekat Terobos Rumah Donald Trump Terkuak Ini 2 Misteri Besar di Balik Penggeledahan Itu

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Mantan Presiden AS Donald Trump
Mantan Presiden AS Donald Trump

Intisari-online.com - Belakangan ini kasus penggeledahan di rumah Donald Trump menghebohkan publik.

Hal ini lantaran sosoknya merupakan mantan Presiden AS, namun mengapa FBI nekat menerobos rumahnya secara diam-diam.

Kasus 30 agen FBI yang mendobrak masuk ke rumah Trump di Mar-a-Lago diyakini sebagai informan.

Orang ini tahu betul di mana mantan Presiden menyimpan dokumen penting.

1. Seseorang menunjukkan?

Pada 10 Agustus, Wall Street Journal (surat kabar AS) mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Mengatakan bahwa penggeledahan FBI terhadap rumah Trump terutama didasarkan pada "indikator" yang mengatakan bahwa mantan Presiden AS telah menyembunyikan banyak dokumen rahasia DPR.

"Seseorang yang tahu di mana Trump menyimpan dokumen-dokumen itu mengatakan kepada para pejabat bahwa masih banyak dokumen rahasia ini di resor Mar-a-Lago," Wall Street Journal mengutip dua pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim.

Januari lalu, Arsip Nasional AS menemukan 15 kotak dokumen yang dibawa secara ilegal dari Gedung Putih oleh Donald Trump.

Pada tanggal 8 Agustus, agen FBI muncul di resor Mar-a-Lago untuk menjalankan surat perintah penggeledahan dan memulihkan dokumen milik Gedung Putih.

Surat perintah penggeledahan itu mengacu pada Undang-Undang Dokumen Kepresidenan tahun 1978.

Agen FBI dikatakan telah membawa sekitar 10 kotak dokumen dari kediaman Trump.

Baca Juga: Sekali Muncul Pernyataannya Langsung Bikin Heboh, Pantas Donald Trump Terang-Terangan Sebut Amerika Serikat Kini Sedang Dimanfaatkan Eropa, Sambil Beberkan Rincian Ini

Dua pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa bukan kebetulan FBI memilih waktu yang tepat ketika Trump tidak berada di mansion untuk melakukan pencarian.

Pencarian telah dipersiapkan dengan baik beberapa minggu yang lalu.

2. Departemen Kehakiman AS diam

Sementara Trump telah berulang kali mengkritik, Departemen Kehakiman AS (badan yang mengendalikan FBI) ​​sejauh ini belum mengomentari kasus tersebut.

Menurut CNN, FBI berusaha menghindari menarik perhatian ketika menggeledah rumah Trump tetapi tidak berhasil.

Agen FBI muncul di rumah Trump sekitar pukul 10 malam waktu setempat pada 8 Agustus dan mengenakan pakaian biasa, tidak mengenakan kemeja dengan logo FBI.

Kasus ini baru diketahui publik secara luas ketika Trump mengumumkan bahwa dia digeledah oleh FBI dan membuka brankas.

Jaksa Agung Merrick Garland telah berulang kali menjelaskan mengapa dia jarang menyebutkan investigasi terhadap Trump.

Oleh karena itu, kebijakan umum Departemen Kehakiman AS adalah untuk tidak mengomentari investigasi para politisi, terutama dengan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Trump.

Merrick Garland mengatakan bahwa kurang informasi kepada pers juga merupakan bagian dari strategi untuk melindungi penyelidikan.

Dia juga mencontohkan pentingnya melindungi hak-hak mereka yang belum didakwa.

Namun, beberapa pejabat Departemen Kehakiman dan FBI berpendapat bahwa diam dapat merugikan kepentingan Departemen.

Ini terlihat jelas ketika Trump dan sekutunya secara aktif mengkritik cara kerja Departemen Kehakiman.

Artikel Terkait