Intisari-online.com - Belakangan ini kasus baku tembak polisi Brigadir J makin, memanas setelah Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.
Hal ini, tak lantas berkat perang pengacara Bharada E yang terang, terangan berani bongkar skenario penembakan, ada intruksi atasan di baliknya.
Menurut pengacara nyentrik itu, Deolipa Yumara sebut, Bharada E mendapat perintah langsung dari atasannya untuk melakukan penembakan.
Sementara itu, Deolipa Yumara mengaku sempat mendapat ancaman, meski ancaman tersebut belum dinilai parah.
Menurut wawancaranya yang dikutip dari KompasTV, dia mengatakan dirinya juga mendapatkan ancaman.
Lantas dia juga menyinggung menteri dan Presiden untuk memberikan perlindungan kepadanya, dan kliennya.
"Kita waktu ke Bareskrim juga diancam-ancam, perkara besar ada aja yang ancam. Orang kan ada yang suka ada yang enggak. Ada yang cinta ada yang benci, tapi kami mencintai semuanya," katanya (9/8).
Menurutnya, hal ini tak lepas dari kesaksiannya yang blak-blakan bongkar kasus Brigadir J.
Dia juga meminta tolong untuk mendapatkan perlindungan, karena dirinya bisa saja terancam setelah memberikan kesaksiannya.
"Cuma saya minta tolong kaliber saya begini, pak presiden dan menteri, ya tolong jaga kita lah, kita kan hidup sendiri. Iyakan, pengacara gak ada yang jaga kita pun juga begitu," katanya.
Tak hanya itu, dirinya juga mendapat tekanan supaya mundur sebagai pengacara.
"Saya punya harapan, yang pertama harapan pribadi saya, internal. Ini kan kemudian saya menjadi saksi, yang mendengar cerita Bharada E, saya adalah kuasa hukumnya," katanya.
"Jadi tolonglah, jangan ada tekanan-tekanan ke saya supaya cabut perkara atau apa, supaya cabut kuasa atau apa," tambahnya.
Bahkan, dengan nada tinggi Deolipa Yumara justru makin berani blak-blakan bongkar tekanan yang datang kepada dirinya.
Ia bahkan sampai marah karena dirinya bukanlah pengacara swasta, melainkan pengacara yang ditugaskan Bareskrim Polri, tapi masih mendapat tekanan.
"Namanya berperkara kan adajuga yang suka dan enggak suka. 'Woy jangan begitu, jangan begini, gua cabut, tolong ini,' ah gitu. ya kita bernegara nih. Ini saya pengacara merah putih lho, bukan pengacara institusi, saya pengacara merah putih untuk kepentingan bendera merah putih," tegasnya.
Deolipa Yumara memilih membuka teror tekanan yang didapatkannya lantaran sudah begitu mengganggu.
Menurutnya, ia sudah melangkah jauh sebagai kuasa hukum Bharada E, pantang surutkan langkah.
"Jadi jangan diganggu lah ketika sudah ada kuasa ke ke kami, kami sudah bicara panjang tiba-tiba mau dihentikan, ya enggak bisa. Ini saya buka saja lah," ujarnnya.
Deolipa kemudian meminta tolong kepada Presiden Jokowi dan Menteri Polhukam Mahfud MD untuk melindungi dirinya.
Dia juga mengaku, bahwa dirinya mengabdikan dirinya untuk Indonesia, melalui profesi sebagai pengacara.
"Harapan saya ada Pak Mahfud MD, ada Pak Presiden Jokowi, ya tolong lah kami juga diperhatikan. Bukan perhatikan keuangannya, kami sudah banyak duit, tapi perhatikanlah keselamatan saya juga."
"Kalau kemudain saya dihantam-hantam ya saya enggak terima juga, kami pengacara punya jiwa korsa, ya korsa pada negara,"Ujarnya.