Perang Dimana-mana!, Tak Cukup Dibikin Was-Was dengan Panasnya China-Taiwan, dan Perang Rusia-Ukraina, Timur Tengah Ikut-Ikutan Memanas Saat Iran Singgung Bentrokan Israel-Palestina

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi peluncuran rudal dari pangkalan udara Palmachim di pusat Israel pada Juli 2018 lalu.
Ilustrasi peluncuran rudal dari pangkalan udara Palmachim di pusat Israel pada Juli 2018 lalu.

Intisari-online.com - Saat ini konflik sedang berkecamuk di mana-mana, tak cukup perang Rusia-Ukraina.

China dan Taiwan juga dilaporkan dalam situasi genting, karena militer China sudah mengelilingi pulau itu dan melakukan latihan militer.

Sementara di Timur Tengah, Israel dan Palestina juga tengah terlibat bentrokan sengit, hal ini sampai mendapat perhatian dari Iran.

Palestina "tidak akan sendirian" dalam perjuangan mereka melawan Israel, kata Jenderal Hossein Salami, pemimpin Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Komentar Salami muncul di tengah meningkatnya konflik di Jalur Gaza setelah militer Israel melakukan serangan udara yang menewaskan Taysir al-Jabari, salah satu pemimpin Jihad Islam Palestina (PIJ).

"Hari ini, semua kekuatan melawan Israel berkumpul untuk membebaskan Yerusalem dan melindungi hak-hak rakyat Palestina," kata Salami dalam pertemuan dengan Ziad al-Nakhala, salah satu pemimpin PIJ pada (6/8).

"Kami akan bersamamu sampai akhir. Biarkan Palestina dan orang-orang di negara ini tahu bahwa mereka tidak sendirian," kata Salami.

Pada (5/8), Israel mengatakan pihaknya melancarkan operasi militer "Fajar" terhadap kelompok PIJ di Jalur Gaza.

Baca Juga: Saat Dunia Ketar-Ketir dengan Konflik China-Taiwan dan Rusia-Ukraina, Siapa Sangka Bentrokan Hebat Terjadi di Timur Tengah, 100 Rudal Hujani Israel, Negara Yahudi Itu Langsung Lakukan Tindakan Ini

Israel menuduh pejuang PIJ berencana menyerang wilayah dan rakyat Israel.

Salami mengutuk kampanye Israel dan mengatakan itu akan "membayar harga yang mahal".

"Perlawanan Palestina semakin kuat. Kelompok bersenjata Palestina telah menunjukkan kemampuan untuk terlibat dalam perang besar," kata Salami.

Pada hari yang sama, pada (6/8), Kementerian Luar Negeri Iran mengkritik "serangan brutal" Israel di Gaza.

"Israel menunjukkan sifat agresifnya kepada dunia," kata kantor Presiden Ebrahim Raisi dalam sebuah pernyataan.

Iran, negara dengan kekuatan militer terkemuka di Timur Tengah dan peringkat 14 dunia, memiliki hubungan dekat dengan kelompok PIJ.

Israel telah berulang kali menuduh Iran memasok senjata ke kelompok itu, menurut Aljazeera.

Pada (6/8), militer Israel mengatakan sedang mempersiapkan "seminggu pertempuran", setelah pemerintah Israel meluncurkan Operasi Fajar di Jalur Gaza.

Militer Israel menegaskan tidak ada pembicaraan damai saat ini.

Jenderal Ran Kochav, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, mengatakan bahwa sejak (5/8), PIJ telah menembakkan lebih dari 160 roket dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.

Sebanyak 95% roket dicegat oleh sistem Iron Dome Israel.

Selama dua hari Operasi Fajar, Israel mencapai 40 sasaran di Jalur Gaza, menghancurkan lima peluncur roket dan enam gudang senjata pasukan oposisi, kata Kochav.

Artikel Terkait