Intisari-online.com - Pada Kamis (5/8) 100 rudal dilaporkan menghujani Israel, dikirim oleh militan dari jalur Gaza.
Sekitar 60-an rudal dilaporkan berhasil melintasi Israel.
Kemudian, sekitar 33 rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel.
Situasi ini membuat situasi di Timur Tengah, antara Gaza dan Israel kembali memanas dalam beberapa waktu ini.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz memberi lampu hijau pada hari Jumat untuk memanggil sekitar 25.000 tentara cadangan, jika diperlukan.
Israel dalam keadaan siaga tinggi, dengan gerilyawan Palestina menjanjikan balas dendam atas pembunuhan salah satu komandan utama mereka dalam serangan udara Israel.
Kantor Gantz mengumumkan potensi pemanggilan tersebut kurang dari satu jam setelah pemimpin Jihad Islam Palestina (PIJ) Zihad Al-Nakhala mengancam akan menghujani rudal di kota Tel Aviv beberap jam mendatang.
Al-Nakhala mengeluarkan ancamannya setelah pesawat tempur Israel menembakkan rudal ke sebuah gedung apartemen di Kota Gaza, menewaskan komandan PIJ Taysir al-Jabari.
Serangan itu, yang dijuluki 'Operasi Breaking Dawn' oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menargetkan sepuluh hingga 20 teroris PIJ tambahan, dan membunuh anggota "pasukan teroris" yang "sedang dalam perjalanan untuk meluncurkan rudal anti-tank.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa serangan itu menewaskan sembilan orang, termasuk seorang gadis berusia lima tahun, dan melukai 55 lainnya.
Bersamaan dengan ancaman al-Nakhala, 'Ruang Operasi Gabungan' yang mewakili beberapa kelompok militan Palestina lainnya mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan bahwa serangan Israel "tidak akan dibiarkan begitu saja."
Source | : | RT |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR