Intisari-Online.com - Tanggal 31 Maret 1973, mata dunia tertuju pada pertarungan tinju kelas berat di San Diego Sports Arena. Sebab, Muhammad Ali yang sudah bernama besar, akan menghadapi Ken Norton dalam perebutan North American Boxing Federation (NABF). Hampir semua orang menjagokan Ali. Namun, Norton yang memenangkan pertandingan secara split decision pada ronde ke-12 dan rahang Ali patah pada ronde ke-11.Itu kekalahan kedua Ali, sang petinju hebat. Kekalahan pertamanya terjadi saat melawan Joe Frazier. Kemenangan ini pun langsung mengangkat nama Norton, meski pada dua laga ulang lawan Ali dia selalu kalah.Sang penakluk Ali itu, Rabu atau Kamis (19/9/2013) waktu Indonesia telah tutup usia. Dia mendapat serangan jantung dan tak sempat dilarikan ke rumah sakit. Kematian itu dikonfirmasi anaknya, Ken Jr."Ali pikir itu akan menjadi pertandingan muda. Tapi, Norton bukan petinju ortodoks. Tak seperti petinju lain yang banyak melakukan jab dari atas, ia melakukan jab dari bawah," jelas mantan manajer Norton, Gene Kilroy.Enam bulan kemudian, laga ulangan digelar. Kali ini, Ali yang menang. Pada September 1976 dilakukan laga ketiga dari dua petinju ini. Ali kembali menang dan meraih sabuk WBC, namun diledek 30.000 penonton yang memadati Stadion Yankee."Itu bentuk permainan terbaik saya. Tapi, setelah itu (laga ke-3 lawan Ali) saya bukan petinju yang sama lagi setelah itu. Saya kemudian tak lagi berlatih keras, tak pernah memiliki perasaan yang sama lagi," ujar Norton kepada Red Smith dari The New York Times pada Oktober 1979.Meski begitu, Norton tetap petinju yang disegani. Pada 1977, ia menang KO pada ronde pertama atas Duane Bobick yang sebelumnya tak terkalahkan. Kemudian, ia menang atas Jimmy Young untuk laga mandatory dan menjadi penantang dari pemenang dalam laga perebutan sabuk WBC antara Ali lawan Leon Spinks.Spinks mengalahkan Ali dan harusnya meladeni tantangan Norton. Namun, dia menolak. Sebab, Spinks lebih memilih pertandingan ulang lawan Ali. Gelar Spinks dicopot dan diberikan kepada Norton. Kemudian, Norton mempertahankan sabuk runtuh untuk pertama kalinya melawan larry Holmes pada 1978. Dia kalah dalam 15 ronde.Norton yang bernama lengkap Kenneth Howard Norton lahir pada 9 Agustus 1943 di Jacksonville. Saat SLTA, ia malah menekuni olahraga sepak bola Amerika (rugby) dan basket. Kemudian, dia kuliah di Missouri State University (sekarang Truman State University) jurusan sepak bola.Bahunya cedera dalam dua musim pertamanya dan dia mendaftar ke Korp Marinir. Di Marinir AS itulah ia memulai berlatih tinju. Rekor amatirnya lumayan, menang 24 kali dan kalah 2 kali. Dia memenangkan All-Marine Heavyweight tiga kali.Norton baru pindah ke tinju pro pada 1967 dan langsung memenangkan 16 laga, sebelum kalah KO dari Jose Luis Garcia. Setelah itu, ia membaca buku motivasi dari Napoleon Hill berjudul "Think and Grow Rich"."Saya harus membaca buku itu 100 kali sambil berlatih. Saya menjadi pribadi yang lebih kuat," kata Norton kepada BoxRec.com."Saya berlatih secara mental dan psikologis. Satu hal yang sering saya lakukan adalah hanya menonton rekaman pertarungan untuk mengevaluasi pakah saya sudah bermain bagus atau lawan saya yang buruk," tuturnya.Norton juga sempat bertarung melawan George Foreman untuk perebutan sabuk kelas berat WBC dan WBA apda 1974. Setelah sempat pensiun, ia kembali bertarung pada 1980 dan mengalahkan Tex Cobb. Tahun berikutnya, ia dikalahkan Gerry Cooney. Rekor Norton adalah 42 menang (33 menang KO), kalah 7 kali, dan seri sekali.Norton juga sempat bermain film pada 1975. Ia bermain sebagai budak Mede di film "Mandingo".Bagi penggemar tinju, Norton adalah bagian dari sejarah besar. Salah satunya, ia pernah mematahkan rahang petinju kenamaan dan terbesar, Muhammad Ali.Selamat jalan, Norton.Dari berbagai sumber.