Intisari-online.com - Korea Utara memiliki hubungan naik turun dengan Korea Selatan.
Bukan tidak mungkin kedua negara ini saling bermusuhan, dalam beberapa tahun terakhir, hingga ancaman perang kedu negara.
Belakangan ini pemimpin tertinggi Korea Utara, mendadak keluarkan pernyataan akan musnahkan militer dan pemerintahan Korea Selatan.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un membuat pernyataan itu selama pidatonya di sebuah acara yang menandai peringatan ke-69 gencatan senjata dalam Perang Korea.
Menurut informasi pada(28/7) dari Korean Central News Agency (KCNA).
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengecam keras pemerintah Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol.
Dia mengatakan bahwa semua upaya untuk mengalahkan Upaya pertama untuk menetralisir Korea Utara akan dihancurkan dan menghadapi tanggapan keras dari Pyongyang.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-unjuga memperingatkan bahwa pemerintah Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan militer negara itu akan menghadapi "pelenyapan".
Jika Seoul membuat "langkah berbahaya".
Selama pidatonya, Kim menyebut nama presiden Korea Selatan tiga kali dan menyebut militer Korea Selatan sebagai "gangster".
Ia mengutip strategi keras pemerintah Seoul melawan ancaman rudal dan nuklir. Sebagai rantai platform serangan pre-emptive.
Di sisi lain, juga dalam pidatonya, Kim menyatakan, "Sekali lagi, saya ingin menjelaskan bahwa Korea Utara siap untuk setiap konflik militer dengan Amerika Serikat."
Menurut pemimpin Korea Utara, konfrontasi dengan Amerika Serikat telah menimbulkan ancaman nuklir dan Korea Utara harus melaksanakan "tugas bersejarah yang mendesak" untuk memperkuat pertahanan diri.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah menguji rudal hipersonik dan jenis rudal lain yang diklaim Pyongyang dapat membawa senjata nuklir strategis.
Dalam konteks ini, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin memperingatkan bahwa Korea Utara kemungkinan akan menghadapi sanksi keras.
Termasuk langkah-langkah untuk mengekang kemampuannya menyerang dunia maya jika Pyongyang melakukan uji coba nuklir inti.
Selain itu, Park mengatakan bahwa Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.