Korban Selamat Holocaust Tertua Akhirnya Meninggal Dunia

Moh Habib Asyhad

Editor

Korban Selamat Holocaust Tertua Akhirnya Meninggal Dunia
Korban Selamat Holocaust Tertua Akhirnya Meninggal Dunia

Intisari-Online.com -Alice Herz-Sommer, korban selamat Holocaust tertua di dunia dikabarkan meninggal dunia, Minggu (23/2), pada usia 110 tahun. Menurut sebuah akun Facebook milik film tentangnya, The Lady in Number 6: Music Saved My Life, Herz-Sommer meninggal di apartemennya setelah menderita sakit yang singkat. Setelah dua hari menginap dua hari di rumah sakit, pada Minggu pagi, nenek 110 tahun itu akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Ariel Sommer, cucu Herz-Sommer, menceritakan bagaimana sang nenek adalah inspirator dalam keluarganya. “Dia (Herz-Sommer) adalah nenek tercinta kami. Dia mengasihi kami, tertawa bersama kami, dan menghargai musik bersama kami. Dia merupakan inspirasi dan dunia kami akan secara signifikan berubah tanpa dirinya di samping kami. Kami berduka karena kehilangannya dan memohon privasi pada saat yang sangat sulit ini,” kenang Ariel Sommer.

bagi para pemerhati korban Holocaust, nama Alice Herz-Sommer pastilah bukan nama yang asing. Baru-baru ini sebuah film pendek mengangkat namanya dengan judul The Lady In Number 6: Music Saved My Life. Dalam film tersebut, Herz-Sommer menceritakan bagaimana kisah hidupnya menghadapi peristiwa yang menimpa dirinya.

Herz-Sommer, yang berasal dari Praha yang kini masuk wilayah Ceko, menghabiskan dua tahun masa Perang Dunia II di kamp konsentrasi Terezin di Cekoslowakia, di mana ia menghibur para narapidana dengan memainkan piano.

Herz-Sommer: Saya seorang Yahudi, tapi Bethoven adalah agama saya

Film The Lady in Number 6: Music Saved My Life banyak bercerita mengenai kisah hidup Herz-Sommer. Pesan paling dalam dalam film tersebut adalah bagaimana pentingnya musik dan tawa agar hidup lebih bahagia. Film dokumenter pendek terbaik di Sunday's Academy Awards.

Produser Nicholas Reed mempunya komentar khusus tentang film tersebut: Anak-anak di seluruh dunia tumbuh dewasa dengan superhero. Apa yang kita, orangtua mereka, harus ingatkan mereka adalah bahwa dokumenter tersebut bercerita tentang “superhero yang nyata”. Kisah para superhero didasarkan pada orang-orang hebat, orang-orang yang nyata, seperti Alice Herz-Sommer.

Dalam sebuah web yang secara khusus membahas film tersebut, Herz-Sommer yang tidak lain dan tidak bukan adalah kawan keluarga eksistensialis, Franz Kafka, mengatakan dengan tegas bagaimana musik telah menyelamatkan hidupnya. "Saya seorang Yahudi, tetapi Beethoven merupakan agama saya," kata Herz-Sommer di sebuah klip video.

"Saya hidup tidak lama lagi. Tubuh tidak dapat bertahan seperti yang terjadi pada masa lalu. Saya pikir saya pada hari-hari terakhir, tetapi itu tidak terlalu penting karena saya telah memiliki sebuah kehidupan yang indah. Hidup itu indah, cinta itu indah, alam dan musik itu indah. Segala sesuatu yang kita alami merupakan hadiah, hadiah yang harus kita hargai dan teruskan kepada orang yang kita cintai," tulis Herz-Sommer.

Trailer The Lady In Number 6: Music Saved My Life.Film berdurasi 38 menit itu juga memukay kritikus film LA Times, Betsy Sharkey. "Kisahnya dimulai di Praha tahun 1903 di mana dia adalah anak dengan hak istimewa, kenangannya tajam dalam mengingat Franz Kafka dan kunjungan komposer Gustav Mahler ke rumahnya," tulis Sharkey.

Lalu, lanjut Sharkey, Perang Dunia II dan kamp kematian Hitler merusak kebahagiaan itu, lalu keterampilannya memainkan keyboard menyelamatkannya. Apa yang luar biasa tidak hanya musik yang begitu indah yang dimainkan saat ia duduk di bangku piano di ruangan No 6, tetapi bahwa dia tidak melihat ke belakang dengan marah.

Sekitar 140.000 orang Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi Terezin dan sebanyak 33.430 dari jumlah itu meninggal. (Egidisu Patnistik|kompas.com)