Intisari-Online.com -Pesawat T-50i Golden Eagle jatuh di Blora pada Senin (18/7). Jenis pesawat yang sama juga pernah terlibat kecelakaan yang membuat pundak seorang panglima TNI ditepuk-tepuk bocah kelas 6 SD.
Peristiwa nahas tersebut terjadi pada 10 Agustus 2020, saat pesawat bernomor ekor TT 5006 tergelincir di landasan pacu Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan.
Terdapat dua korban dalam peristiwa tersebut, yaitu Letkol Pnb. (Anm.) Luluk Teguh "Wiggler" Prabowo sebagai instruktur dan Letda Pnb Muhammad Zacky sebagai siswa.
Keduanya kemudian langsung mendapatkan dilarikan keRSPAU Dr. S. Hardjolukito, Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan.
Namun, Letkol Luluk kemudian dinyatakan meninggal dunia padatanggal 2 September 2020 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Lalu, apa hubungannya peristiwa nahas tersebut dengan ditepuk-tepuknya pundak Panglima TNI yang berisi pangkat militernya oleh seorang anak kelas 6 SD?
Sebelumnya diketahui bahwa pesawat T-50-1 sempat dinyatakan hilang kontak di Blora pada Senin (18/72022) pukul 19:25 WIB.
Dalam keterangan resminya,Kepala Penerangan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Iswahjudi Kapten Sus Yudha Pramono menyatakan bahwa pesawat tersebut hulang kontak setelahtake offdari Lanud Iswahjudi, sekitar pukul 18:24.
“Lost contact sekitar 19.25 WIB,” kata Yudha seperti dilansir kompas.com (19/72022).
Pesawat tersebut, menurut Yudha, jatuh saat sedang menjalankan misinight tactical intercept.
Hingga kemudian warga geger usai penemuan sebuah pesawat yang diduga jatuh ditengah hutan di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Laporan warga yang juga menyebutkan terdengarnya suara ledakan tersebut langsung ditindaklanjutin oleh pihak kepolisian yang kemudian mengonfirmasi jatuhnya pesawatT-50i Golden Eagle.
Pihak TNI Angkatan Udara (TNI AU) kemudian mengonfirmasi bahwapilot jet tempur latih T-50i Golden Eagle, Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi, gugur dalam peristiwa tersebut.
Sebuah peristiwa yang mengingatkan dengan gugurnyaLetkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo pada 2020.
Peristiwa ini menjadi duka yang sangat mendalam bagi pihak TNI AU mengingat Letkol Luluk dikenal sebagai salah satu penerbang tangguh mereka.
Dalam jajaranpenerbang tempur TNI Angkatan Udara, Luluk telah menorehkan prestasi 1.000 jam terbang 'hanya' dengan menggunakan pesawat tempur T-50i Golden Eagle.
Tak ayal kabar gugurnya Luluk membuat Hadi Tjahjanto, Panglima TNI saat itu, sampai memberikan dukungan semangat langsung kepada keluarga Luluk.
Sang Panglima mencoba membesarkan hati putra Luluk dengan mendoakan agar sang anak bisa menjadi penerus ayahnya bahkan bisa menjadi seorang jenderal.
"Nanti lanjutkan, lebih dari dua melati, kalau bisa langsung empat bintang," tutur Hadi pada Jumat (4/9/2020).
Bocah yang saat itu masih duduk di kelas 6 SD tersebut kemudian diminta untuk memegang pangkat Panglima yang berada di pundak Hadi.
"Pegang pangkatnya Panglima. Biar nanti bisa jadi empat bintang," ucap Hadi.
Bahkan putra almarhum Luluk ini pun diminta Hadi untuk memegang tongkat kebesaran Panglima TNI.