Intisari-Online.com -Perang Rusia vs Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu masih terus berlanjut.
Yang terbaru, pejabat militer Ukraina mengeklaim bahwa Rusia sedang mempersiapkan tahap serangan berikutnya.
Sebelumnya, Rusia mengatakan bahwa pasukannya akan meningkatkan operasi militer di semua wilayah operasional, tetapi Ukraina mulai terbantu dengan senjata-senjata yang dipasok negara-negara Barat.
"Ini bukan hanya serangan rudal dari udara dan laut," kata Vadym Skibitskyi juru bicara intelijen militer Ukraina pada Sabtu (16/7/2022) malam.
“Kita bisa melihat penembakan di sepanjang garis kontak, di sepanjang garis depan. Ada penggunaan aktif penerbangan taktis dan helikopter serang."
"Jelas persiapan sekarang sedang berlangsung untuk tahap serangan berikutnya," lanjutnya dikutip dari kantor berita Reuters.
Militer Ukraina menambahkan, Rusia tampaknya sedang menyusun kembali unit-unitnya untuk melakukan serangan terhadap Sloviansk, kota penting yang secara simbolis dikuasai oleh Ukraina di Donetsk, wilayah timur.
Saat Rusia tengah mempersiapkan tahap serangan selanjutnya,Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky justru memecat pejabat tinggi negaranya.
Melansir Russian Today, Minggu (17/7/2022), Zelenskytelah memecat Jaksa Agung Irina Venediktova dan kepala badan keamanan tertinggi negara itu, Ivan Bakanov.
Alasan pemecatan itu adalah dugaan "pengkhianatan" yang merajalela di kedua dinas tersebut.
Dalam pengumuman hari Minggu, Zelensky mengklaim bahwa sejumlah besar staf di penerus KGB di Kyiv, SBU — yang dipimpin Bakanov sejak 2019 — bekerja dengan Rusia.
“Hingga hari ini, sekitar 651 kasus pidana telah didaftarkan atas pengkhianatan tingkat tinggi dan kegiatan kolaborasi pegawai kantor kejaksaan, badan investigasi pra-persidangan, dan lembaga penegak hukum lainnya,” kata Zelensky, saat mengumumkan keputusan tersebut.
Zelensky mengklaim, di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia, “lebih dari 60 karyawan lembaga penegak hukum dan SBU” tetap berada di “wilayah pendudukan” dan sekarang bekerja melawan Ukraina.
Menurut Zelensky, “rangkaian kejahatan” yang luas itu, serta kontak antara “pegawai lembaga penegak hukum Ukraina dan Rusia,” mengajukan “pertanyaan serius” kepada kepala badan masing-masing.
Ia memperingatkan bahwa “setiap pertanyaan semacam itu akan mendapatkan jawaban yang sesuai.”
Bakanov dicopot berdasarkan Pasal 47 Statuta Disiplin militer Ukraina.
Bakanov sendiri menduduki jabatan kepala mata-mata tak lama setelah kemenangan presiden Zelensky pada 2019.
Pasal tersebut secara khusus merujuk pada kegagalan serius dalam tugas resmi “yang menyebabkan hilangnya nyawa atau konsekuensi serius lainnya atau menciptakan ancaman konsekuensi tersebut.”
Pengganti Bakanov belum disebutkan namanya.
Sementara Venediktova yang menjabat sebagai jaksa agung sejak Maret 2020 digantikan oleh Oleksiy Symonenko.