Perumahan Elite di Jakarta Terletak pada Beberapa Kawasan, Tahukah Anda Letak Kawasan Perumahan Elite Ketika Kota Ini Masih Bernama Batavia di Zaman Kolonial Belanda?

K. Tatik Wardayati

Editor

Perumahan elite di Batavia pada zaman kolonial Belanda.
Perumahan elite di Batavia pada zaman kolonial Belanda.

Intisari-Online.com – Menjadi salah satu kota tertua di Indonesia, Jakarta, pada tahun 2022 ini saja berumur 495 tahun.

Kota Jakarta sebelumnya memiliki nama Batavia dan Sunda Kelapa.

Sejak zaman kolonial Belanda hingga kini hampir berusia lima abad, Jakarta menjadi pusat pemerintahan dan ibu kota negara.

Dengan demikian, tentunya Jakarta sebagai kota yang dikembangkan sejak ratusan tahun lalu, memiliki banyak catatan sejarah, termasuk kehidupan perkotaan di zaman kolonial Hindia Belanda.

Sebagai pusat pemerintahan, pada zaman kolonial Belanda, Batavia juga didesain sebagai pusat pemukiman bagi warga Eropa.

Bahkan hingga sekarang kawasan pemukiman tersebut masih terus berkembang.

Di manakah letak kawasan elite tempat orang-orang kaya di zaman kolonial Belanda itu tinggal?

Sebelum abad ke-19, orang Belanda dan keturunannya yang menguasai Indonesia ketika itu lebih memilih tinggal di dalam benteng di Utara Jakarta.

Lalu, mereka pindah dan mulai tinggal di kawasan luar benteng yang disebut Ommelanden.

Ommelanden merupakan sebutan untuk dataran luas di sekita kota Batavia.

VOC di masa awal pembangunan Batavia, sengaja mengosongkan tanah di luar tembok kota dan melarang didirikan pemukiman di tempat itu karena alasan keamanan.

Karena wilayah tersebut juga tidak menarik, masih berupa hutan dan penuh dengan rawa-rawa.

Mulai tahun 1620-an, atas prakarsa Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen, tanah-tanah di sekitar tembok benteng Batavia itu mulai dibagi-bagikan kepada warga Tionghoa dan pribumi berdasarkan etnis yang mendukung kolonial Belanda.

Melansir dari kompas.com yang mengutip dari laman Jakarta.go.id, Ommelanden Batavia itu dibedakan menjadi dua, yaitu Ommelanden bagian Barat yaitu Tanggerang (Benteng), dan Ommelanden bagian Selatan yaitu Buitenzorg (Bogor).

Pada waktu itu, banyak tanah di Ommelanden yang merupakan perkebunan orang Tionghoa di daerah sekitar Batavia.

Pada akhirnya, kepemilikan tanah di luar kawasan benteng itu beralih ke pengusaha partikelir atau perkebunan Eropa.

Bahkan penjualan tanah itu semakin meluas sampai ke daerah Bogor.

Akhirnya Ommelanden menjadi wilayah di luar kekuasaan pemerintah kota Batavia.

Kawasan Ommelanden itu sendiri mencakup Sungai Angke di sebelah Barat (Tanggerang) dan Bekasi-Kerawang di sebelah Timur, lalu meluas ke Selatan hingga Pelabuhan Ratu sampai Bogor.

Urusan pemerintahan dan pengaturan kependudukan pun diserahkan kepada para pemimpin etnis yang mendiami kawasan itu sebelumnya.

Kepada para pemimpin etnis itu mereka dianugerahi gelar kemiliteran seperti Kapitan, Leuitenant, dan sebagainya.

Semakin ramainya kawasan Ommelanden, membuat makin meluasnya pusat keramaian Batavia.

Itu membuat orang-orang Eropa mulai membangun pemukiman di luar benteng.

Pada zaman kolonial Belanda, kawasan yang menjadi pemukiman elite di Batavia adalah Menteng.

Sangat dekat dengan pusat pemerintahan di zaman kolonial Belanda, menjadikan lokasi itu sebagai salah satu kawasan paling elite di Ommelanden.

Seperti mengutip arsip Perpustakaan Nasional, tadinya kawasan Menteng adalah sebuah hutan yang banyak ditumbuhi pohon buah-buahan, salah satunya pohon buah Menteng, sehingga daerah ini dinamakan Menteng.

Wilayah ini mulai dibuka sejak tahun 1810 oleh Gubernur Jenderal Daendels sebagai daerah pengembangan kota Batavia.

Lalu pada tahun 1912, tanah di sekitar kampung Menteng itu dibeli oleh pemerintah Belanda untuk dijadikan perumahan bagi pegawai pemerintah Hindia Belanda.

Maka tak heran, bila sampai saat ini di kawasan Menteng, mudah sekali ditemui rumah-rumah lawas yang merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda.

Rumah lawas itu dibangun dengan gaya kolonial dengan perpaduan arsitektur lokal, terutama Jawa.

Konsep bangunan yang populer di zaman kolonial Belanda itu kemudian menjadi populer dengan sebutan konsep Indis.

Saking luasnya, akhirnya pemerintah kolonial Belanda membagi kawasan Menteng menjadi beberapa bagian sekaligus untuk membedakannya dengan pemukian Eropa dan pribumi.

Pembagian kawasan Menteng, menjadi seperti ini, Menteng Atas adalah kawasan perumahan elite Eropa.

Kemudian ada Menteng Pulo, Menteng Dalam, Menteng Bawah, dan masih banyak Menteng-menteng Lainnya.

Perumahan elite kalangan atas itu mulai meluas ke selatan Batavia, pasca kemerdekaan RI sekitar tahun 1950-an hingga 1960-an.

Kawasan perumahan elite kemudian berdiri di Jakarta antara lain Kebayoran Baru, Bintaro, Tebet, dan Pondok Indah.

Baca Juga: Dipukul Mundur, Mengapa Sultan Agung Merencanakan Serangan ke Batavia?

Baca Juga: Melawan Belanda, Sultan Agung Hanyakrakusuma Melakukan Serangan ke Batavia Sebanyak Berapa Kali?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait