Intisari-Online.com - Diduga ada banyak kejanggalan dalam kasuspolisi tembak polisiantara Brigjen J dan Bharada E pada Jumat (8/7/2022).
Kejanggalan dalam kasuspolisi tembak polisi itu disampaikan olehKetua RT 5 RW 1 Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga, Seno Sukarto (84).
Bahkan Seno Sukarto mengaku kesal dengan para polisi itu.
Ini karena para polisi yang melakukan penyelidikan di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo itu tidak melakukan komunikasi dengannya.
Padahal sebagai Ketua RT, Seno Sukarto seharusnya dilibatkan dalam proses penyelidikan.
Apalagi Senon sendiribukanlah orang sembarangan. Dia adalahseorang mayor jenderal purnawirawan bintang 2polisi.
"Saya ini dianggap apa sih. Maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT,"tegas Seno.
Dilansir daritribunnews.com pada Kamis (14/7/2022), rupanya Seno juga mantan seorang polisi. Dia bergelarIrjen Pol (Purn) Seno Sukarto.
Semasa menjadi anggota polisi aktif, Senopernah menjabat sebagaiKapolda Aceh dan Kapolda Sumatera Utara.
Malahan jabatan terakhir Seno adalahAsisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena Kapolri).
Terkait kasus polisi tembak polisi itu, tidak heran Seno berani menyampaikan 3 kejanggaan ini. Apa saja?
Pertama,Seno Sukarto sama sekali tidak melihat proses evakuasi jenazah Brigadir J.
Bahkan dia juga tidak melihat adanya ambulans yang datang.
Untuk memperkuat dugaannya, Seno pun bertanya kepada satpam. Dan hasilnya sama.
Si satpam juga tidak melihat ambulans usai baku tembak di rumah dinas itu.
Kedua, soal CCTV.
Diketahui setiap sudutjalan diKompleks Polri RT 5/RW 1 dipenuhi CCTV. Sebab ini bukanlah kompleks biasa.
Termasuk CCTV di pos sekuriti yang jaraknya tidak jauh dari rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Namun anehnya,decoder CCTV yang ada di pos sekuriti tersebut diganti oleh sejumlah orang tak berseragam pada Sabtu kemarin, sehari setelah baku tembak terjadi.
Ketiga, jangankan soal ambulans dan CCTV, Seno mengaku sama sekali tidak menerima laporan soal baku tembak itu.
Dia memang sempat mendengar suara ledakan seperti petasan dalam durasi tidak lama.
Namun karena sedang ada perayaan Idul Adha, dia tidak terlalu memperhatikannya.
Padahal rumah dia hanya berjarak 30 meter dengan rumah dinas Kadiv Prompam tersebut.
"Jadi, saya tersinggung juga sama sekali enggak ada laporan. Kenapa tidak memberi tahu saya,” tutup Seno dengan nada kecewa.