Kemudian pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara penghinduan ini dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, karena Bahasa Sanskerta bukanlah bahasa rakyat sehari-hari.
Di bawah kekuasaan Raja Mulawarman juga kehidupan ekonomi kerajaan mengalami perkembangan pesat dari sektor pertanian dan perdagangan karena letaknya sangat strategis.
Setelah pemerintahan Muawarman, tidak diketahui dengan jelas bagaimana keadaan Kerajaan Kutai.
Pada 1635, raja terakhir Kerajaan Kutai Maharaja Dharma Setia gugur di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.
Sejak saat itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura berada di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.
Baca Juga: 7 Peninggalan Kerajaan Kutai yang Diyakini sebagai Kerajaan Hindu Tertua Indonesia
KOMENTAR