Meski masih menjadi perdebatan, yang jelas, semula, ia adalah putra mahkota bergelar Pangeran Purbaya yang dikenal dengan nama asli Jaka Umbara, anak dari Panembahan Senopati.
"Menurut Serat Kandha, Pengeran Purbaya disebut sebagai seorang yang pertama-tama duduk di tahta Kerajaan Mataram," tulis H.J. De Graaf dalam bukunya, Disintegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I, terbit pada 1987.
Kisah tentang Purbaya dalam hemat De Graaf, tertuang pada buku berjudul asli De regering van Sunan Mangku-Rat I Tegal-Wangi, vorst van Mataram, 1646-1677.
Bukunya mengisahkan tentang keberadaan Purbaya dalam kehidupan Mataram.
Terdapat berita-berita mengenai kemakmuran yang semakin meningkat dalam kerajaan.
"Pemerintahan yang adil dan mantapnya tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah," tambah De Graaf.
Mataram berada dalam kondisi yang baik dan maju.
Hal itu juga tak luput dari kepercayaan rakyat akan kehebatan sosok Purbaya yang tengah bertahta kala itu.
"Ia merupakan putra mahkota dan pemimpin tahta raja yang melegenda," sebutnya.
Sebagaimana disebutkan juga dalam buku Pangeran Purbaya dan Raksasa Jin Sepanjang, yang diterbitkan oleh Kemdikbud pada tahun 2016, tentang kesakitan dan kehebatan Purbaya atau Jaka Umbara, dalam ingatan masyarakat Jawa.
"Ia (Pangeran Purbaya) bersama dengan prajuritnya, bergabung dengan Raden Kuning, menyerbu ke Hutan Kedu," tulisnya.
Purbaya bertekad untuk melawan Jin Sepanjang yang meresahkan Keraton, tujuannya adalah untuk melindungi kerajaannya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR