Advertorial

Inilah Li Ji, Salah Satu Selir Penguasa China Kuno yang Terkenal sebagai Kecantikan Legendaris yang Menghancurkan Dinasti, Begini Kekacauan yang Disebabkannya

Khaerunisa

Editor

Intisari-Online.com - Li Ji, merupakan selir Adipati Xian dari Jin, ia terkenal sebagai salah satu kecantikan legendaris yang menghancurkan dinasti.

Jin sendiri merupakan negara yang kuat selama Periode Musim Semi dan Gugur di Tiongkok.

Sementara Li Ji awalnya penduduk asli Li Rong, salah satu suku Rong utara.

Pada 672 SM, Li muda diberikan kepada Adipati Xian sebagai hadiah oleh suku Rong Utara.

Karena kecantikannya yang luar biasa, Adipati Xian dengan cepat menjadi tergila-gila padanya, dan bahkan mengganti istri utamanya dengan dia.

Tujuh tahun kemudian pada 665 SM, Li juga melahirkan seorang putra Adipati Xian bernama Xiqi.

Pangeran baru itulah yang kemudian akan menjadi motivasi utama Li Ji di balik semua bencana yang didalanginya.

Bencana yang berpusat pada Li berusaha melenyapkan semua keturunan Duke Xian lainnya.

Baca Juga: Gulingkan Permaisuri dan Singkirkan Selirnya Gegara Ilmu Sihir, Kaisar dari Dinasti Han Ini Mengalami Penyesalan di Akhir Hidupnya

Baca Juga: Muak Terus-menerus Diintimidasi China, Jepang Akhirnya Ambil Langkah Tegas Ini pada Militernya

Li Ji ingin menjadikan putranya sebagai putra mahkota, dia menyuap dua pejabat paling tepercaya Adipati Xian, Liang Wu dan Dongguan Biwu.

Kedua pejabat tersebut membujuk Adipati Xian untuk membiarkan Pangeran Shensheng, Chong'er, dan Yiwu meninggalkan ibu kota, Jiang.

Para pejabat memberi tahu adipati bahwa suku Rong dan Di utara sering menyerang Jin sehingga para pangeran diperlukan untuk mempertahankan wilayah mereka.

Duke Xian kemudian mengirim Pangeran Shensheng untuk membela Quwo.

Sementara Pangeran Chong'er dikirim untuk untuk mempertahankan kota Pu, barat laut Kabupaten Xi modern di Shanxi, dan Yiwu ke Erqu, Kabupaten Ji modern di Shanxi.

Selanjutnya pada tahun 656 SM, tahun ke-21 pemerintahan Adipati Xian, Li Ji merencanakan skema di mana Pangeran Shensheng pergi ke Quwo dan mempersembahkan kurban untuk mendiang ibunya, Qi Jiang.

Shensheng mengirim beberapa makanan yang diberkati oleh para dewa kepada Adipati Xian.

Namun, Li Ji diam-diam menaruh racun di makanan untuk menjebak Shensheng atas pembunuhan.

Sebelum Duke Xian mulai makan, dia memberikan sebagian makanannya kepada seekor anjing untuk memeriksa apakah ada racun yang membuat anjing itu segera pingsan.

Baca Juga: Dipukul Mundur, Mengapa Sultan Agung Merencanakan Serangan ke Batavia?

Menemukan racun dalam makanan, Duke Xian pun mengirim orang ke Quwo untuk menangkap Shensheng.

Setelah mendengar berita itu, Pangeran Shensheng bunuh diri.

Li yang haus kekuasaan dan tidak bermoral bekerja tanpa lelah untuk menjadikan putranya sebagai pewaris resmi dengan berbagai cara.

Tak berhenti pada Pangeran Shengsheng, Li Ji juga menjatuhkan tuduhan palsu terhadap Chong'er dan Yiwu bahwa mereka hendak memberontak.

Kedua pangeran itu masing-masing melarikan diri ke Pu dan Erqu.

Pada 655 SM, tahun ke-22 pemerintahannya, Adipati Xian mengirim pasukan ke Pu dan Erqu untuk menangkap Chong'er dan Yiwu.

Chong'er dan beberapa rakyatnya yang setia melarikan diri ke suku Di, di mana ibunya berasal. Pangeran Yiwu juga lolos.

Kemudian pada bulan kesembilan tahun 651 SM, Adipati Xian meninggal.

Li Ji menempatkan putranya yang berusia 15 tahun, Xiqi, di atas takhta dan menjadikan Xun Xi sebagai kanselir untuk membantunya dalam urusan pemerintahan.

Baca Juga: Rusia Singgung Bencana Total Perang Dunia 3 untuk Peringatkan NATO, Sudah 'Siapkan' Rudal Iskander dan Libatkan 100 Prajurit Latihan

Pada bulan kesepuluh tahun 651 SM, jenderal Jin Li Ke membunuh Xiqi kira-kira sebulan setelah kenaikannya. Li Ji sendiri juga dieksekusi pada tahun yang sama oleh jenderal yang sama.

Pada waktu itu, Adipati Xian juga belum dimakamkan dengan benar.

Dengan kematian Xiqi, Xun Xi kemudian menempatkan Zhuozi di atas takhta meskipun dia masih balita. Barulah Xun Xi menyelesaikan pemakaman Adipati Xian dari Jin.

Pada bulan kesebelas tahun 651 SM, Li Ke membunuh Zhuozi dan bibinya Li Ji.

Xun Xi kemudian bunuh diri dengan cara gantung diri. Sementara itu, Shao Ji, adik perempuan Li Ji dan ibu Zhuozi, dipenjara.

Li Ke kemudian mengundang Pangeran Chong'er yang saat itu berada di Negara Qi kembali untuk naik takhta Jin, tetapi Chong'er menolak.

Pada akhirnya Pangeran Yiwu yang naik takhta. Saat itu, Yiwu berada i Negara Bagian Liang.

Li Ke mengundang Pangeran Yiwu dan dia menerimanya. Yiwu naik takhta dan menjadi Adipati Hui dari Jin.

Meski Li Ji dikenal sebagai kecantikan yang menghancurkan dinasti, negara Jin sendiri mampu bertahan selama hampir tiga abad.

Baca Juga: Bakalan Hadapi Akhir Hidup yang Mengerikan, Ini Skenario Terburuk Kematian Putin, Diklaim BisaAlami Nasib yang SerupaSepertiMuammar Gaddafi atau Saddam Hussein yang Dibunuh Secara Brutal

(*)

Artikel Terkait