Intisari-Online.com – Akhir-akhir ini di beberapa media diberitakan ketika seorang guru memberikan hukuman kepada muridnya, maka orangtua murid itu pun melaporkan ke kantor polisi atas tindak kesewenangan sang guru.
Dulu, guru benar-benar sangat dihormati oleh murid-muridnya. Betapa guru menjadi pengganti orangtua ketika kita berada di sekolah. Bahkan orangtua murid pun mempercayakan pendidikan anaknya kepada sang guru.
Tidak heran, bila guru kerap menghukum muridnya bila kedapatan tidak disiplin. Toh, paling-paling hukumannya hanya sebatas berdiri di depan kelas, berlari mengitari lapangan sekolah, atau hormat di depan tiang bendera. Tidak ada guru yang menghukum muridnya dengan memukul atau yang lebih dari itu. Kalaupun sebatas fisik, ya paling-paling dijewer, atau, kalau kuku jari tangannya panjang ya siap-siap saja “dipukul” dengan penggaris kayu panjang.
Setiap kali si murid pulang sekolah menceritakan ke orangtuanya bahwa ia dihukum oleh guru di sekolah, alih-alih membela anaknya, sang orangtua biasanya membenarkan tindakan yang dilakukan oleh guru akibat ketidakdisiplinan anaknya. Orangtua tidak menyalahkan hukuman yang diberikan guru, tetapi mereka justru mengatakan kepada anaknya agar mereka lain kali lebih disiplin.
Tetapi biasanya pula, justru murid-murid yang seperti ini yang selalu diingat oleh guru-guru mereka. Apalagi bila murid-murid “bandel” itu ternyata mempunyai prestasi yang luar biasa. Dan rasanya mereka harus berterima kasih kepada guru mereka karena pemberian hukuman itu atas nama rasa sayang dan cinta kepada anak didiknya.
Video yang dirilis oleh Thailand tentang kisah guru sejati ini benar-benar membuat kita terharu. Siap-siap saja tissue atau saputangan. Mari kita simak.