Intisari-Online.com – Seorang pria dan istrinya berangkat mengunjungi seorang teman yang rumahnya beberapa mil jauhnya. Dalam perjalanan, mereka ingat bahwa mereka harus menyeberangi jembatan, yang sangat tua dan dianggap tidak aman. Hal ini membuat mereka merasa cemas. "Bagaimana kita akan menyeberangi jembatan itu?" tanya wanita itu pada suaminya. "Saya tidak akan pernah berani untuk melangkah di atasnya, dan tidak ada perahu yang bisa membawa kita ke seberang sungai." "Kau benar," sahut suaminya. "Ini tidak aman untuk menyeberang. Bagaimana jika kita tepat berada di atasnya sementara kita menyeberang? Kita akan tenggelam! " "Atau misalkan," lanjut istri, "Anda menginjak papan lapuk itu dan mematahkan kakimu. Siapa yang akan mengurus saya dan anak-anak? " "Saya tidak tahu," tambah pria untuk bagian itu. "Apa yang akan terjadi pada kita, jika saya patah kaki? Mungkin, kita semua akan mati kelaparan. " Dan begitulah seterusnya. Keduanya terus mengkhawatirkan, membayangkan segala macam kemalangan terjadi kepada mereka, sampai mereka benar-benar mencapai jembatan. Mereka serasa mendapat kejutan yang menyenangkan ketika mereka mengetahui bahwa jembatan baru telah dibangun di tempat itu. Mereka merasa lega karena dengan aman bisa menyeberang.
Kisah tentang pasangan yang khawatir itu mengajarkan kita bahwa seseorang tidak harus sampai pada suatu kesimpulan tentang masalah apapun tanpa mengetahui semua fakta tentang hal itu. Tidak perlu mengkhawatirkan situasi yang tidak mempengaruhi dengan cara apapun, karena itu hanya mengurangi energi seseorang. Oleh karena itu, selain membuat keputusan berdasarkan fakta, salah satu yang harus diulang adalah menyebut nama Tuhan untuk mengatasi hal-hal yang mengkhawatirkan.